Senin, 6 Oktober 2025

Kabinet Jokowi

Jokowi: Pasti Ada Orang Papua Jadi Menteri Kabinet Kerja Jilid ll

Namun, Jokowi masih enggan menyebutkan terkait jumlah dan sosok yang akan ditunjuk sebagai menteri dari perwakilan masyarakat Bumi Cenderawasih itu

Rizal Bomantama/Tribunnews.com
Presiden Jokowi usai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). 

"Pembicaraan itu memang ada. Kita tidak bisa mungkiri bahwa ada pembicaraan, ada pemikiran di sekitar Istana untuk itu," ujar Senin (7/10/2019). (Christoforus Ristianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Mendahulukan Partai Pendukung dalam Memilih Menteri Dinilai Tak Relevan Lagi untuk Jokowi

Jokowi disarankan fokus pada partai pengusung

Presiden Joko Widodo bersama rombongan terbatas bertolak menuju Singapura dalam rangka kunjungan kerja, Selasa (8/10/2019) siang dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur untuk menghadiri Annual Leaders Meeting dengan Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong.
Presiden Joko Widodo bersama rombongan terbatas bertolak menuju Singapura dalam rangka kunjungan kerja, Selasa (8/10/2019) siang dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur untuk menghadiri Annual Leaders Meeting dengan Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Baca: Akhir Masa Jabatan, Menteri Susi Tuntaskan Janji Presiden Jokowi

Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dikabarkan meminta jatah kursi menteri kepada Joko Widodo ( Jokowi) untuk kepemimpinan Jokowi dan Maruf Amin pada 2019-2024.

Namun, permintaan tersebut justru dipertanyakan, terutama soal kontribusi Gerindra dalam memenangkan Jokowi-Maruf Amin.

"Tidak mungkin Pak Jokowi tak menghitung (penentuan menteri), termasuk apakah akan memberikan kursi menteri ke Gerindra? Alasannya apa? Apa kontribusi Gerindra dalam memenangkan Jokowi?" ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada Kompas.com, Selasa (8/10/2019).

Menurut dia, penentuan kursi menteri memang menjadi hak prerogatif Jokowi sebagai Presiden.

Oleh karena itu, dalam menentukannya, Jokowi bisa saja memaksimalkan hak prerogatifnya atau karena Jokowi masih tersandera dan mempunyai beban dalam menentukan kursi menteri.

Namun menurut Pangi, ketimbang memperhatikan permintaan partai yang tak berkontribusi terhadap kemenangannya, Jokowi sebaiknya fokus kepada partai utama pengusungnya.

"Jokowi lebih baik fokus saja bagaimana memperhatikan partai pengusung utama, membaca selera mereka, karena partai tersebut lah yang berdarah-darah dan berkeringat memenangkan Jokowi," kata dia.

"Mengapa Jokowi malah terjebak memenuhi selera partai yang mengusung calon presiden yang kalah? Kalau kita konsisten secara ajeg, dalam sistem presidential murni di AS misalnya, mereka mengambil peran masing-masing, disiplin dengan fatsun politik," kata dia.

Dengan demikian, mereka yang kalah dapat langsung mengambil peran sebagai oposisi. Sedangkan pemenangnya, langsung memainkan peran menjadi the rulling party (partai koalisi pemerintah).

"Mereka tahu diri, mengukur diri, ngaca, dan ada rasa malu, sebab secara chemistry dan nuansa kebatinan kan mereka tak nyaman juga, menjaga perasaan partai pengusung utama yang memenangkan capres tersebut," ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyouno menyampaikan, partainya tersebut meminta tiga posisi menteri di kabinet Jokowi-Maruf mendatang.

Baca: Viral Usai Bentak Emil Salim, Ternyata Begini Sikap Arteria Dahlan ke Sang Profesor Usai Mata Najwa

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani pun mengakui adanya pembicaraan antara utusan Partai Gerindra dan Presiden Jokowi terkait tawaran posisi menteri dalam pemerintahan periode 2019-2024.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved