Demo Tolak RUU KUHP dan KPK
KONDISI TERKINI Demo Mahasiswa, Duduk Bareng Polisi di Depan Gedung DPR
Kondisi terkini demo mahasiswa menolak RUU KPK dan KUHP di Jakarta, duduk bersama polisi di depan Gedung DPR RI.
TRIBUNNEWS.COM - Kondisi terkini demo mahasiswa menolak UU KPK dan RUU KUHP di Jakarta, duduk bersama polisi di depan Gedung DPR RI.
Selasa (24/9/2019), aksi unjuk rasa lanjutan sebagai bentuk penolakan terhadap UU KPK dan KUHP masih berlangsung di beberapa wilayah.
Satu diantaranya adalah di depan Gedung DPR RI Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa petang pukul 18.31 WIB para mahasiswa kembali melakukan unjuk rasa di depan gedung DPR.
Berbeda dari sebelumnya, para mahasiswa kali ini duduk bersama polisi beralaskan aspal.

Baca: Pernyataan Lengkap Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra soal Dewan Pengkhianat Rakyat yang Viral
Baca: Aksi Demo Tolak RUU KUHP dan KPK, 4 Poin Tuntutan Mahasiswa hingga Batas Waktu Unjuk Rasa
"Yang ingin perubahan ayo duduk," seru mahasiswa.
Mereka kemudian duduk secara tertib.
Tak banyak suara yang muncul dari para mahasiswa, kecuali seruan komando lapangan dari koordinator lapangan.
Disisi seberang, polisi tampak melepas helm dan tameng pengamannya.
Mereka duduk santai sambil mendengarkan orasi mahasiswa.
Sebelumnya, sekitar pukul 18.15 WIB, kepolisian terus memukul mundur mahasiswa menjauh dari sekitar Kompleks Senayan.
Dilansir Kompas.com, massa berkumpul di jalan sekitar flyover Ladokgi setelah dipukul mundur.
Massa lainnya terlihat berkerumun di Jalan Gatot Subroto dan Tol Dalam Kota di dua arah.
Kobran api terlihat di beberapa titik di sekitar kerumanan massa.

"Bapak kapolda sedang negosiasi, teman-teman mahasiswa tolong mundur," minta polisi lewat pengeras suara.
Baca: VIRAL Seorang Pengunjuk Rasa di Malang Bawa Kutipan RM BTS saat Demo
Baca: Pengunjuk Rasa Lakukan Aksi Bakar Ban di Jalan Tol Dalam Kota
"Adik-adik mahasiswa mundur," teriaknya berulang kali.
Kerusuhan itu diketahui pecah setelah sekelompok mahasiswa memaksa masuk Kompleks Parlemen dengan memanjat pagar.
Polisi menyemprotkan water canon dan menembakkan gas air mata ke arah massa yang berkumpul di depan pagar.
Massa kemudian membalas melempar bambu dan batu ke arah polisi.
Ketua BEM UI Layangkan Mosi Tidak Percaya
Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra malayangkan mosi tidak percaya pada anggota dewan dalam kesempatan audiensi, Senin (23/9/2019).
Mosi tersebut disampaikan Manik setelah anggota dewan tidak mampu menyebutkan tuntutan yang dikumandangkan teman-teman mahasiswa pada Kamis (19/9/2019) sebelumnya.
Terlebih saat ditanya soal lembar kesepakatan yang telah diberikan pada Sekjen DPR RI, ditanggapi dengan penjelasan mengenai birokrasi.
Penjelasan tersebut kemudian dinilai Manik bahwa anggota dewan tidak mendengarkan aspirasi rakyat tapi hanya mempermasalahkan birokrasi.
Ia juga tak segan-segan menyebut DPR sebagai Dewan Pengkhianat Rakyat.

Baca: Warga Penjompongan Minta Pendemo Menjauh dari Wilayah Mereka
Baca: Demonstran Tak Pakai Jas Almamater Sempat Bakar Ban dan Spanduk di Dekat Gedung DPR RI
Seperti dikutip dari tayangan siaran langsung Instagram @bemui_official, berikut pernyataan lengkap Ketua BEM UI Manik Marganamahendra saat melayangkan mosi tidak percaya:
"Oke, saya lanjutkan saja Bapak-bapak sekalian karena kita sudah sama-sama mengetahui bahwa Bapak-bapak tersebut juga tadi hanya menyebutkan masalah RKUHP kan, RUU KPK.
Padahal dalam tuntutan ini masih banyak RUU bermasalah yang kami minta untuk tidak disahkan.
Intinya hari ini kami berikan mosi tidak percaya kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Karena hari ini kami merasa kecewa.
Pertama, tidak boleh ada satupun yang mempolitisir agenda kami untuk menuntaskan reformasi. Tidak boleh ada satupun orang yang mempolitisir agenda kami dalam menuntaskan reformasi.
Kedua, Bapak-bapak sekalian selaku Dewan Perwakilan Rakyat ternyata tidak mendengarkan aspirasi kami.
Ke mana saja Bapak-bapak sekalian kalau misalnya kami tanyakan, tanggal 19 September kemarin kami sudah mengirimkan surat. Tapi Bapak tidak ada, lantas kami kirimkan kepada Sekjen supaya Sekjen mengirimkan kepada Bapak-bapak sekalian.
Dan Sekjen telah berjanji untuk akhirnya mengirimkan apa yang sudah kami minta. Ternyata Bapak-bapak sekalian masih belum mendengar, masih belum mendengar.
Sangat disayangkan kami tidak percaya. Hari ini kami nyatakan mosi tidak percaya kepada Dewan Pengkhianat Rakyat. Terima kasih," tutur Manik.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Muhammad Isa Bustomi/Walda Marison)