BJ Habibie Meninggal Dunia
Jawaban Habibie saat Ditanya Kanselir Jerman Apakah Percaya Tuhan
Tokoh bangsa yang akrab disapa Eyang Habibie itu memang dikenal berteman baik dengan seorang tokoh besar sosial demokrat Jerman, Helmut Schmidt.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie pernah menyebutkan siapa sosok yang ia jadikan sebagai inspirasi dalam menerapkan ilmu politiknya.
Tokoh bangsa yang akrab disapa Eyang Habibie itu memang dikenal berteman baik dengan seorang tokoh besar sosial demokrat Jerman, Helmut Schmidt.
Schmidt yang selalu ia anggap sebagai 'guru intelektual'.
Bahkan hingga Schmidt wafat pada November 2015 lalu, Eyang Habibie pun hadir dan memberikan penghormatan terakhirnya di Hamburg, Jerman.
Saat itulah, ia mengungkapkan kekagumannya pada sosok inspiratif yang selama ini telah memberikan banyak nasehat dan menanamkan nilai politik serta demokrasi padanya.
Schmidt pun selalu ada saat Eyang Habibie membutuhkan nasehatnya.
Dikutip dari laman Deutsch Welle, Kamis (12/9/2019), tokoh yang dikenal sebagai Bapak Teknologi itu sempat menyampaikan kepada media Jerman terkait apa yang selama ini telah diajarkan Schmidt padanya.
Namun menariknya, kedua sahabat ini tetap saling menghormati meskipun memiliki perbedaan.
"Dia (Schmidt) bertanya kepada saya, apakah saya percaya Tuhan? Dan dia paham dan menerimanya (jawaban saya), sekalipun dia sendiri bukan orang yang religius," kata Eyang Habibie.
Tidak hanya itu, Eyang Habibie pun sempat membocorkan impian besar yang ingin ia realisasikan bersama 'guru intelektualnya' itu.
Impian tersebut adalah pembangunan jembatan yang menghubungkan Asia Tenggara dan Eropa, dua kawasan yang sangat penting baginya.
"Kami ingin membangun jembatan antara Eropa dan Asia Tenggara, itulah impian kami, dan kami bekerja untuk itu," tegas Eyang Habibie.
Perlu diketahui, lama bermukim di Jerman membuat Eyang Habibie memiliki banyak kenangan dan kolega di negeri bavaria itu.
Dulu, Eyang pernah dituding memiliki kewarganegaraan Jerman.
Hal itu pun akhirnya terbantahkan, karena yang diperoleh pendiri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tersebut adalah anugerah gelar sebagai Warga Kehormatan oleh pemerintah Jerman.
Baca: Rumah Kelahiran BJ Habibie di Parepare Akan Dijadikan Museum
Kiprah Eyang Habibie dalam dunia kedirgantaraan pun dibuktikan pada 1960-an, ia mengembangkan beberapa tipe pesawat Jerman, diantaranya Hansajet HFB 320.
Karirnya juga melesat secara cepat di perusahaan dirgantara MBB, yang akhirnya berubah menjadi raksasa dirgantara Eropa, Airbus.
Melihat kiprah anak bangsa yang begitu hebat di Eropa, Presiden ke-2 RI Soeharto pun memintanya untuk kembali ke tanah air untuk menangani bidang riset dan teknologi.
Eyang Habibie merupakan lulusan Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH) Aachen Jerman.
Sejak awal September 2019, ia dirawat secara intensif oleh Tim Dokter Kepresidenan di ruang CICU, Paviliun Kartika, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Kondisi Eyang Habibie sebelumnya dikabarkan membaik dalam perawatan intensif di rumah sakit itu, namun kembali mengalami penurunan kondisi.
Ia pun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 83 tahun.
Selamat jalan Eyang Habibie.