Rusuh di Papua
Tanggapan Fahri Hamzah Pasca-Kerusuhan di Deiyai Papua: Bapak Presiden, Lakukan Sesuatu
Fahri Hamzah memberikan tanggapan soal kondisi Papua yang kembali memanas pasca-kerusuhan di Deiyai.
Apalagi jika pelaku penghinaan itu pejabat publik.
"Jangan sampai ini berlanjut dan pecah menjadi konflik sosial yang akan merugikan kita semua."
"Lukanya nanti dalam, lama ngobatinnya. Imbauan ini harus segera disampaikan supaya kita semua tenang," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Fahri meminta TNI-Polri ikut menenangkan masyarakat dan menjaga agar aksi demonstrasi yang dilakukan masyarakat Papua tidak menggangu keamanan.
Tokoh-tokoh daerah dan tokoh agama di Papua, kata Fahri, harus kompak untuk menenangkan kemarahan masyarakat.
"Dalam hal ini, jangan dianggap sederhana tapi tugas kita sekarang itu hentikan dulu, kalau ini menjalar sebagai sebuah konflik ditingkat bawah saya kira itu yang penting," tuturnya.
Baca: KABAR TERBARU Kontak Senjata di Deiyai Papua, 6 Anggota TNI-Polri jadi Korban
Baca: Ribuan Massa Bawa Senjata Tajam Tiba-tiba Serbu Lokasi Aksi Demo di Deiyai Papua, Diduga Kuat KKB
Selanjutnya, Fahri mengapresiasi, Presiden Jokowi yang dikabarkan akan segera berkunjung ke Papua untuk menyerap aspirasi masyarakat.
"Ya lebih cepat lebih baik karena ada yang luka. kalau mau diskusi yang dalam soal itu nanti kita diskusi dalam, tapi ini penanganan segera itu diperlukan," kata Fahri.
"Jangan dianggap ini soal sosial media, soal salah paham. Orang salah paham enggak sampe segini kok, ada sesuatu yang mendalam dan itu harus kita selesaikan," kata dia.
Diberitakan, situasi di Papua kembali memanas setelah adanya bentrok antarmassa dengan aparat keamanan di Kabupaten Deiyai, Rabu (28/8/2019) siang.
Kerusuhan ini bermula saat 500 orang berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Deiyai, pukul 09.00 waktu setempat.
Aksi tersebut lanjutan dari tanggal 24 Agustus 2019 terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, beberapa waktu lalu.
Yul Toa Motte, koordinator aksi mengatakan, awalnya aksi berjalan tertib.
Namun, sekitar pukul 13.00 WIT kerusuhan pecah saat aparat menembakkan gas air mata.
Dia menyebut ada korban dalam kejadian tersebut.