Sabtu, 4 Oktober 2025

Rusuh di Papua

Jusuf Kalla: Polisi Perlu Jelaskan Peristiwa yang Sebenarnya Terjadi Malang dan Surabaya

"Justru sebenarnya kalau kita lihat ya, dari keterangan polisi, polisi itu mengamankan itu karena mau ada serangan."

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
ISTIMEWA
Kerusuhan di Kota Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pernyataan pers terkait rusuh di sejumlah kota di Papua dan Papua Barat, sepanjang hari Senin (19/8/2019) kemarin yang dipicu oleh dugaan persekusi rasis terhadap mahasiswa perantauan asal Papua di Kota Malang dan Surabaya pekan lalu.

Jusuf Kalla menegaskan, berdasarkan informasi dia dapat, peristiwa penindakan petugas terhadap oknum mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang sebenarnya merupakan tindakan aparat keamanan yang ingin menjalankan tugas dan fungsinya untuk mengamankan situasi.

"Justru sebenarnya kalau kita lihat ya, dari keterangan polisi, polisi itu mengamankan itu karena mau ada serangan. Tapi serangan itu belum terjadi, tidak terjadi, hanya semacam ramai-ramai dikepung lah, diselamatkan polisi," ujar Jusuf Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019).

Jusuf Kalla menjelaskan, apa yang terjadi di Papua Senin kemarin memang merupakan buntut dari peristiwa di Surabaya dan Malang.

Mobil Baracuda turut berjaga didepan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Makassar pasca terjadi aksi saling lempar batu antara mahasiswa dan warga yang tidak dikenal di Jl Lanto Daeng Pasewang, Makassar, Senin (19/8/2019) malam. Serangan ini mengakibatkan kaca asrama tersebut rusak. Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait peristiwa ini dan belum diketahui juga pemicu aksi serangan asrama tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Mobil Baracuda disiagakan di depan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Makassar pasca terjadi aksi saling lempar batu antara mahasiswa dan warga yang tidak dikenal di Jl Lanto Daeng Pasewang, Makassar, Senin (19/8/2019) malam. Serangan ini mengakibatkan kaca asrama tersebut rusak. Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait peristiwa ini dan belum diketahui juga pemicu aksi serangan asrama tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Sehingga menurutnya, pihak berwenang harus memberikan penjelasan kepada rakyat Papua terkait apa yang menjadi pokok permasalahan.

"Tapi tentu ada sebabnya lagi, nah apa sebab itu terjadi, semua (harus) terbuka lah, apa sebabnya?" kata Jusuf Kalla.

Penjelasan tersebut juga harus disampaikan jika memang terbukti benar terkait dugaan adanya pembuangan bendera merah putih ke selokan.

Warga Papua dan Papua Barat berjalan dari Abepura menuju Kota Jayapura, untuk berunjuk rasa di kantor DPR Papua, dan kantor Gubernur Senin (19/8/2019). Mereka memprotes tindakan kekerasan dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. (TRIBUNNEWS/HO/B AMBARITA)
Warga Papua dan Papua Barat berjalan dari Abepura menuju Kota Jayapura, untuk berunjuk rasa di kantor DPR Papua, dan kantor Gubernur Senin (19/8/2019). Mereka memprotes tindakan kekerasan dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. (TRIBUNNEWS/HO/B AMBARITA) (TRIBUNNEWS/HO/B Ambarita)

Semua harus diungkap, kata Jusuf Kalla, untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman lainnya.

"Apakah benar ada yang bicara ada yang membuang bendera merah putih di selokan? apa benar itu? ini juga harus semua terbuka," tegas Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla pun meminta agar siapapun oknum yang menjadi pemicu terjadinya aksi tersebut harus segera dicari.

"Ya, ya (harus dicari)," ujar Jusuf Kalla.

Risma bantah isu pemulangan mahasiswa Papua

su pengusiran mahasiswa asal Papua di Surabaya dibantah langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Tidak benar ada pengusiran. Kalau itu terjadi, semestinya pejabat saya yang duluan, tapi pejabat saya masih bekerja. (kegiatan) semua mahasiswa dari Papua juga masih normal," ujar Risma mengutip laporan Kompas TV, Senin (19/8/2019).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved