Sabtu, 4 Oktober 2025

HUT Kemerdekaan RI

5 Kisah Paskibraka HUT Kemerdekaan RI, Anak Penjual Kopi hingga Anggota Paskibraka yang Hilang

Berikut ini 5 Kisah Paskibraka HUT Kemerdekaan RI, Anak Penjual Kopi hingga Anggota Paskibraka yang Hilang

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Jawa Barat berswafoto seusai dikukuhkan di Gedung Sate, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/8/2019). Pada acara tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengukuhkan 36 anggota Paskibraka Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 mewakili 27 kabupaten/kota di Jawa Barat yang akan bertugas mengibarkan bendera Merah Putih pada Upacara Peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Gasibu, pada 17 Agustus 2019. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

4. Anak supir truk yang terpilih jadi Paskibraka nasional

Anaknya Terpilih Jadi Pasukan Paski Nasional, Sopir Truk di Mamasa Menangis Haru
Anaknya Terpilih Jadi Pasukan Paski Nasional, Sopir Truk di Mamasa Menangis Haru (KOMPAS.com/ Junaedi)

Selanjutnya kisah datang dari Mamasa, Sulawesi Utara.

Seorang anak dari supir truk berhasil menjadi salah satu Paskibraka Nasional.

Wisko Pralistra merupakan anak pertama dari pasangan Widyawati (34) dan Juniawan (38).

Ia lahir di Mamasa, Sulawesi barat, 3 September 2003.

Ibunya bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Sosial Pemkab Mamasa.

Sedangkan sang ayah berprofesi sebagai supir truk.

Wisko bersama keluarganya tinggal di rumah kayu berukuran 4x6 meter di Desa Osango, Mamasa.

Ia bersama keluarganya hidup sangat sederhana.

Baca: Septian, Anak Penjual Kopi Jadi Paskibraka 17 Agustus: Biasa Makan Makanan Sisa

5. Anak penjual bakso di Yogyakarta yang jadi anggota Paskibraka

Sumiasih warga Kampung Juron RT 19 Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Sumiasih warga Kampung Juron RT 19 Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. (KOMPAS.COM/ Markus Yuwono)

Muhammad Ma'ruf (17) asal Bantul, Yogyakarta terpilih menjadi anggota Paskibraka Nasional.

Ma'ruf lahir dari keluarga yang sederhana.

Sang ibu berprofesi sebagai pedagang bakso, dan sang ayah bekerja sebagai driver di sebuah hotel.

Sejak SMP, Ma'ruf sering mengikuti kegiatan kepramukaan karena bercita-cita menjadi Angkatan Laut.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Ma'ruf melanjutkan ke SMK Negeri 1 Kecamatan Sanden dengan mengambil jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI).

Di sela sekolah dan kegiatan lainnya Ma'ruf seringkali membantu dirinya berjualan bakso diakhir pekan.

Baca: Kisah Anak Yatim dari Riau yang Jadi Paskibraka Nasional, Pinjam Sepatu Robek Saat Seleksi

(Tribunnews.com/ Renald)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved