Kiara Prediksi 3.000 Barel Minyak Mentah Pertamina Tumpah dan Cemari Laut Jawa
Kiara mencurigai sebanyak 3.000 barel minyak mentah tumpah ke laut dan telah mencemari laut Jawa akibat kebocoran pipa Pertamina.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Susan Herawati mencurigai sebanyak 3.000 barel minyak mentah tumpah ke laut dan telah mencemari laut Jawa akibat kebocoran pipa Pertamina.
"Kecurigaan saya ini yakin 3.000 barel yang tumpah ke laut dan mencermari laut," kata Susan saat jumpa pers 'Bencana Industri dan Derita Warga Nelayan Karawang' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).
Susan pun menyebut, penanganan soal kebocoran pipa Pertamina di laut Karawang terbilang lambat.
Sebab, pada kasus bocornya pipa milik Pertamina di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur pada 31 Maret 2018 silam, penangannnya terbilang cepat.
Baca: Presiden dan CEO Softbank Bahas Investasi Rp 42 Triliun
Baca: Rekomendasi 7 Tempat Wisata Murah untuk Berakhir Pekan di Bogor
Baca: Pusat Kajian Fakultas Hukum Undip Dukung KPK Agar Partai Politik Tidak Calonkan Mantan Koruptor
Baca: KPK: Ada Tarif Untuk Isi Jabatan di Pemerintah Kabupaten Kudus
Baca: Hasil Babak Pertama Persela vs Borneo FC, Gol Cantik Renan da Silva Bawa Borneo Unggul 0-1
Bahkan, kata Susan, Pertamina merilis luasan terdampak kebocoran pipa dan cepat menanganinya.
"Berbeda dengan di Karawang, Pertamina lambat menangani. Saya menduga kebocorannya lebih banyak sehingga tidak cepat diatasi dan dirilis luasan kebocoran minyak di laut Jawa," ucap Susan.
Ia juga mengatakan, akibat kebocoran minyak itu, sejumlah nelayan harus berhenti melaut akibat laut yang sudah tercemar.
Dana kompensasi yang diberikan Pertamina kepada nelayan, lanjut Susan, tak sebanding dengan kerugian yang dialami masyarakat pesisir.
"Kami tidak sepakat dengan upaya Pertamina memberikan kompenasi ke warga karena dampak kerusakannya mulai dari lingkungan, pencemaran air, kesehatan dan ekomomi," ungkap Susan.
"Harus direspon cepat karena manusia disana tidak punya pilihan untuk bertahan hidup," jelasnya.
Libatkan perusahaan Amerika
Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE), Dharmawan H Samsu menjelaskan pihaknya melibatkan perusahaan asal Amerika Serikat, Boots & Coots, untuk menangani kebocoran minyak bumi dan gas alam di Blok Migas ONWJ (Offshore North West Java) di lepas Pantai Karawang, Jawa Barat.
Dharmawan mengatakan tim dari Boots & Coots saat ini sudah berada di Jakarta dan Minggu (28/7/2019) besok akan berangkat menuju anjungan YYA-1 untuk menutup sumur minyak yang bocor atau ‘blow out’.
“Sejak tanggal 14 Juli 2019 kemarin tim dari Amerika Serikat itu sudah berada di Kantor PHE di Jalan TB Simatupang dan besok Minggu setelah Rig Soehanah dipasang di lokasi mereka akan berangkat untuk melakukan penutupan sumur,” ungkap Dharmawan dalam konferensi pers di Gedung Pusat Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2019).
Baca: Jimly Nilai Komposisi Kabinet Jokowi 50 Persen Parpol 50 Persen Profesional Jauh Lebih Baik
Baca: Jefri Nichol Mengeluh Sulit Tidur Kepada Sutradara Robby Ertanto Sebelum Konsumsi Ganja
Baca: Ketua Umum Golkar Sebut Kursi Pimpinan MPR Masih Jadi Jatah Koalisi Jokowi
Baca: Pengamat Baca Makna Pertemuan Surya Paloh dengan Anies Baswedan Sebagai Bentuk Ketidaksetujuan