BPIP Ajak Pesantren Lawan Ideologi Provokatif Khilafah yang Ingin Gantikan Pancasila
Pembina Pondok Pesantren Salafiyah Kholidiyah dengan tegas mengemukakan bahwa ancaman khilafaisme kepada ideologi Pancasila merupakan hal yang nyata.
Senada dengan pendapat yang disampaikan kedua pembicara terdahulu, Ade Supandi juga memandang penting peran pesantren dalam memperkokoh ideologi Pancasila.
Menurut Ade Supandi, para santri hendaknya mencontoh kegiatan para wali yang tidak sungkan-sungkan terjung langsung ke masyarakat dalam rangkan mensyiarkan Islam.
Para kiai dan santri hendaknya tidak sungkan-sungkan untuk turun gunung, terjun langsung ke masyarakat.
Ditambahkan Ade Supandi, bahwa pondok pesantren harus kembali ke fungsinya sebagai lembaga yang melakukan pendidikan terus menerus selama 24 jam sehari dan tidak ada bagian yang ditutup-tutupi.
"Belajar ilmu agama berbeda dengan ilmu silat. Dalam mempelajari ilmu silat, seorang guru biasanya menyimpan satu jurus andalannya agar sang murid tidak bisa mengalahkannya menggunakan ilmu silat yang didapat. Dalam ilmu agama, seorang guru tidak perlu menyimpan ilmunya dan khawatir muridnya akan lebih pandai. apabila seorang murid bisa lebih menguasai dan bisa memperluas ilmu agama yang didapat dari gurunya maka hal tersebut akan lebih baik," tegas Ade Supandi.
Karena itu Ade Supandi menyarankan agar pondok pesantren harus mampu membangun pola kepemimpinan yang baik dan mentransformasikannya dengan baik pula.
Pondok pesantren juga harus kuat dan mandiri secara ekonomi karena pondok pesantren yang lemah diyakini tidak akan bisa membantu memperkuat Pancasila.