Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, Gerindra Akui Pemulangan Rizieq Shihab jadi Syarat hingga Respon Istana
Wacana rekonsiliasi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto kembali mengemuka.
TRIBUNNEWS.COM - Wacana rekonsiliasi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto kembali mengemuka.
Terbaru, muncul gagasan rekonsiliasi dibarengi dengan syarat pemulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI).
Gagasan itu dilontarkan oleh mantan juru bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak lewat akun Twitternya belum lama ini.
"Ini pandangan pribadi saya, bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yg paling tepat beri kesempatan kpd HABIB RIZIQ kembali ke Indonesia, stop upaya kriminalisasi,semuanya saling memaafkan.Kita bangun toleransi yg otentik,stop narasi2 stigmatisasi radikalis dll," tulis Dahnil pada 4 Juli lalu.
Berikut rangkuman perkembangan wacana rekonsiliasi Jokowi-Prabowo pasca-Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Selasa (9/7/2019):
1. Gerindra Akui Pemulangan Rizieq Shihab jadi Syarat Rekonsiliasi
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani tak menampik salah satu syarat rekonsiliasi antara kubu Prabowo Subianto dengan Jokowi, adalah pemulangan Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
Rizieq Shihab kini memilih tinggal di Arab Saudi, karena menghadapi sejumlah perkara hukum di Indonesia.
"Ya keseluruhan bukan hanya itu (pemulangan Rizieq Shihab). Kemarin-kemarin kan banyak ditahan-tahanin ratusan orang," katanya, Selasa (9/7/2019).

Baca: Jokowi Panggil Ganjar Pranowo ke Istana Bahas Percepatan Pembangunan di Jawa Tengah
Menurut mantan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi itu, dengan adanya pemulangan Rizieq Shihab, diharapkan pertentangan di tengah masyarakat akibat perbedaan pandangan politik, bisa mengendor.
Karena, menurutnya inti dari islah atau rekonsiliasi adalah meniadakan dendam.
"Harus meniadakan bahwa saya pemenang dan kamu yang kalah. Saya penguasa, kamu yang dikuasai. Saya yang benar, kamu yang salah."
"Sehingga, islah itu tidak akan terjadi kalau dendam yang seperti itu masih terjadi," tuturnya.
Menurut Ahmad Muzani, rekonsiliasi sulit dilakukan bila hanya ucapan tanpa adanya tindakan.
Rekonsiliasi, katanya, hanya akan menjadi dagangan politik tanpa bisa mengendorkan ketegangan atau pertentangan di masyarakat.