Kemarau Datang, Kementan Pastikan Stok dan Produksi Pangan Aman
Kekeringan sudah melanda sejumlah wilayah Indonesia. BMKG menyatakan 35 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau.
Rahmanto menjelaskan, luas kekeringan tahun 2018 pada periode yang sama (Januari-Juni) mencapai 97.861 Ha dengan puso 19.218 Ha. Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, luas kekeringan tahun 2019 telah mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Oleh karena itu, kekeringan tahun ini diperkirakan tidak akan mengganggu total produksi padi Nasional. Target produksi padi Nasional tahun 2019 mencapai 84 Juta Ton dan perkiraan produksi padi 2019 hingga bulan Mei mencapai 60% dari produksi Nasional," bebernya.
Terkait dengan ketersediaan beras pada Mei hingga Juni diperkirakan tidak akan berdampak signifikan, meskipun kekeringan masih terjadi hingga beberapa bulan kedepan.
Total luas panen pada bulan Mei mencapai 961.981 Ha, Juni diperkirakan 909.000 Ha dan Juli mencapai 960.000 Ha (data luas tanam Juni pada fase Generatif 1 dan 2).
"Dengan total luas panen yang cukup stabil dalam 3 bulan terakhir, stok beras tetap akan mencukupi kebutuhan nasional pada musim kemarau 2019 dan serapan gabah masih dalam kondisi normal," ujarnya.
Namun, antisipasi kekeringan terus dilakukan agar dampak kekeringan tidak meluas dan areal sawah yang sudah mengalami kekeringan dapat terselamatkan. Selain itu, pemantauan kondisi standing crop terus dilakukan baik secara manual maupun melalui remote sensing.
"Sehingga pemerintah dapat segera melakukan tindakan penyelamatan pada areal yang diperkirakan terancam kekeringan," imbuhnya.
Untuk komoditas selain padi, berdasarkan data kekeringan dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, total luas areal komoditas Jagung yang mengalami kekeringan mencapai 3.500 Ha dan Puso 16 Ha.
Khusus pada musim kemarau 2019, areal jagung yang terdampak mencapai 1.234 Ha dan belum terjadi puso. Jika dibandinngkan pada tahun sebelumnya, luas areal jagung terdampak kekeringan mencapai 19.282 Ha dengan puso 1.706 Ha.
"Dari data tersebut, aksi antisipasi kekeringan yang telah dilakukan Kementerian Pertanian telah mampu menurunkan dampak kekeringan pada areal jagung di tahun 2019," ungkap Rahmanto.
Sedangkan pada komoditas Kedelai luas terdampak mencapai 236 Ha yang terjadi di Kabupaten Pacitan dan saat ini sudah dilakukan penanganan oleh Tim Kementerian Pertanian.
Sedangkan pada tahun 2018 periode yang sama, dampak kekeringan pada komoditas kedelai terjadi di 8 Provinsi mencapai 691 Ha dan puso 168 Ha.(*)