Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

MUI: Rusuh Massa 22 Mei 2019 Nodai Bulan Suci Ramadan, Elit Segera Bangun Dialog Bersama

MUI berharap agar elite politik dapat membangun komunikasi, dialog dan silaturahmi untuk kembali merajut silaturahmi.

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid, di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (31/8/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan keprihatinan dan duka atas kerusuhan dalam aksi massa di depan kantor Bawaslu RI, MH.Thamrin, Jakarta Pusat, pada 21-22 Mei 2019.

MUI berharap agar elite politik dapat membangun komunikasi, dialog dan silaturahmi untuk kembali merajut silaturahmi.

"MUI mengimbau kepada para elit politik, tokoh agama dan masyarakat untuk mengembangkan narasi kesejukan yang dapat mendorong terbangunnya rekonsiliasi nasional dan persaudaraan kebangsaan. Dan meninggalkan narasi provokatif dan penuh kebencian yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Sa'adi, dalam keterangannya, Kamis (23/5/2019).

Kericuhan peserta aksi unjuk rasa terus terjadi di Jalan KH Wahid Hasyim arah perempatan jalan Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) malam. Hingga Kamis dini hari, sebagian peserta aksi sudah digiring aparat kemanan untuk membubarkan diri. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Kericuhan peserta aksi unjuk rasa terus terjadi di Jalan KH Wahid Hasyim arah perempatan jalan Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) malam. Hingga Kamis dini hari, sebagian peserta aksi sudah digiring aparat kemanan untuk membubarkan diri. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (WARTA KOTA/Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Ia mengatakan, tindakan anarkis sengaja untuk menciptakan kekacauan, konflik serta perpecahan di kalangan masyarakat dengan cara memprovokasi dan mengadu domba.

"Aksi kerusuhan yang dilakukan pada bulan Ramadhan sangat disesalkan karena telah menodai kesucian bulan yang sangat dimuliakan oleh umat Islam dan hukumnya haram," ujar Zainut.

Baca: Pupus Sudah Keinginan Belikan Sang Ayah dan Adik Baju Koko Seragaman, Adam Tewas Terkena Tembakan

MUI meyakini kerusuhan yang terjadi bukan dilakukan oleh para pengunjuk rasa dan peserta demonstrasi, tetapi dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.

"MUI mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang, menjaga kondusifitas dan tidak terprovokasi melakukan tindak pelanggaran hukum, namun mengedepankan sikap santun, damai, dalam menyampaikan tuntutan aspirasinya," harap dia.

Massa mengetapel Brimob saat bentrokan dengan polisi di sekitar Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi massa yang menuntut pengungkapan dugaan kecurangan Pilpres 2019 berujung bentrok saat massa mulai menyerang polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Massa mengetapel Brimob saat bentrokan dengan polisi di sekitar Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi massa yang menuntut pengungkapan dugaan kecurangan Pilpres 2019 berujung bentrok saat massa mulai menyerang polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Zainut menuturkan, MUI mengapresiasi aparat keamanan yang bertindak cepat menangkap para pelaku kerusuhan.

"MUI meminta untuk menindak tegas dan mengusut tuntas aktor intelektual, otak dan dalang kerusuhan tersebut, sehingga tidak menimbulkan fitnah, saling tuduh dan curiga diantara elemen masyarakat," kata Zainut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved