TRIBUNNEWSWIKI: Biografi Ir. Soekarno
Nama Ir. Soekarno masih melekat di benak rakyat Indonesia sampai sekarang.
Di sanalah Bung Karno mulai mengenal para pimpinan SI seperti Haji Agus Salim dan Abdul Muis.
Masih dikutip dari biografiku.com, selama menjadi murid H.O.S Cokroaminoto, Bung Karno juga akrab dengan Muso, Alimin, Semaun, serta Darsono yang nantinya dikenal sebagai tokoh berideologi kiri.
Tidak hanya itu, Bung Karno juga sempat akrab dengan Kartosuwiryo, yang nantinya mendirikan Darul Islam dan memimpin pemberontakan untuk melawan Soekarno.
Hal ini akhirnya memaksa Bung Karno untuk menandatangani persetujuan eksekusi mati terhadap Kartosuwiryo yang semasa kecilnya tidak lain adalah sahabatnya sendiri.
Bersama orang-orang itulah Soekarno menimba ilmu dan belajar berorganisasi kepada H.O.S Cokroaminoto.
Dari situlah semangat nasionalismenya mulai tumbuh dan membara.
Pada tahun 1918, Bung Karno sempat tergabung dalam organisasi Tri Koro Darmo, yang kemudian berganti nama menjadi Jong Java.
Ia juga sudah mulai aktif menulis di koran harian Oetoesan Hindia yang dikelola oleh Cokroaminoto sendiri.
Ketika pindah ke Bandung untuk bersekolah di THS, Soekarno tinggal bersama Haji Sanusi.
Di sanalah ia bertemu dengan tiga serangkai Douwes Dekker, Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.
Selain menjalani Pendidikan formal di THS, kemampuan berorganisasi Soekarno juga terus diasah di sana.
Di Bandung juga Soekarno mendirikan Biro Insinyur Bersama Ir. Anwari pada 1926 pasca lulus dari THS.
Tidak berselang lama, Soekarno kemudian mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) yang merupakan cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berdiri pada 4 Juli 1927.
PNI merupakan partai yang mengamalkan Marhaenisme, tujuannya tidak lain untuk membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda.
Atas perlawanannya terhadap Belanda, Soekarno kemudian ditangkap di Yogyakarta dan dijebloskan ke penjara Banceuy, Bandung. Tahun 1930, ia kemudian dipindahkan ke Penjara Suka Miskin. Ia benar-benar diisolasi, sebab ia dikenal sebagai tahanan yang mampu mendoktrin orang lain sehingga dianggap berbahaya.