Kamis, 2 Oktober 2025

Perkenalkan Wahyuli, Kades Merangkap Agen SPAK dan Peduli Difabel

Ternyata Wahyuli merupakan Kepala Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, ‎Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Editor: Sanusi
Theresia Felisiani
Kepala Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Wahyuli saat ditemui usai acara silaturahmi Perempuan Arus Bawah dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu (6/3/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Ratusan aktivis perempuan yang tergabung dalam Perempuan Arus Bawah, Kamis (7/3/2019) berkesempatan bertemu langsung dengan Presiden Jokowi.

Mereka hadir di Istana Negara menggunakan pakaian adat terbaik dari daerahnya masing-masing ‎lengkap dengan selendang hingga ikat kepala.

Sementara itu, Wahyuli memilih menggunakan ‎Pakaian Dinas Upacara (PDU) putih lengkap dengan topi hitam. Biasanya PDU kerap dipakai untuk acara pelantikan, kenegaraan hingga hari-hari besar.

Lantas, siapa Wahyuli?

Ternyata Wahyuli merupakan Kepala Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, ‎Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Baca: Jose Mourinho Mengaku Bangga ketika Namanya Dinyanyikan Fan Real Madrid

Desa Mallari, merupakan tempat masa kecil dari Wapres Jusuf Kalla (JK). Sebelum tinggal dan memulai usaha di Makassar, JK dan keluarga sempat tinggal di Bone.

Lalu apa saja yang dilakoni Wahyuli hingga membawa dirinya bisa menginjakkan kaki di Istana Negara?

Seperti diketahui tidak semua orang bisa masuk ke sana.

Ternyata perempuan kelahiran 7 Juli 1969 ini merupakan sosok peduli difabel. Kepeduliannya ‎juga berhasil membuat Peraturan Desa tentang pencegahan perkawinan anak dibawah umur.

"Yang sudah saya buat di Desa Mallari diantaranya mengelola‎ anggaran, menerapkan sistem transparansi, partisipatif dan akuntabel," kata Wahyuli membuka obrolan.

Baca: Ditangkap Atas Dugaan Hina ABRI, Masa Lalu Robertus Robet Dibongkar Fahri Hamzah: Lawan yang Berat

Mengenai sikapnya yang peduli pada kaum difabel, Wahyuli menjelaskan dia sudah memberikan keterampilan bagi kaum difabel agar ekonomi mereka produksi.

Beragam keterampilan mulai dari mengolah ikan, rumput laut hingga songkok sudah diberikan. Kini produk dari kaum difabel menjadi produk unggulan di desanya.

"‎Difabel di desa kami ada 60 orang. Kami senantiasa memberikan keterampilan. Bedah rumah hingga bantuan ternak pada mereka," paparnya.

Baca: Cerita Pernikahan Syahrini & Reino Barack yang Cepat, Aisyahrani Bocorkan Soal Bulan Madu Incess

‎Sementara untuk desa ramah anak, Wahyuli sudah bekerja dengan giat untuk membebaskan anak-anak dari pernikahan dini.

Dia menggandeng pihak terkait termasuk ‎Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab Bone dan Kementerian Agama Kabupaten Bona menggelar sosialisasi pada warga.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved