Penjelasan Rudiantara Soal Bisnis Startup di Indonesia yang Katanya Dikuasai Asing
Perusahaan berbasis digital atau startup di Indonesia yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dituding dimiliki asing.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan berbasis digital atau startup di Indonesia yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dituding dimiliki asing.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menampik anggapan tersebut dengan menjabarkan model bisnis yang diterapkan pada startup di Indonesia.
Kalau di perusahaan konvensional, pemimpin perusahaan ditentukan berdasarkan besaran saham dan bisa berubah sesuai posisi saham yang ditanam.
Baca: Rekam Sosok Arwah Keluar dari Pemakaman, Pemburu Hantu Ini Klaim Ada Kehidupan Setelah Mati
“Dari model bisnisnya beda. Kita kan mikirnya konvensional. Modal paling tinggi gede misalnya Pak Tom 51 persen, ya Pak Tom jadi dirut, Pak Wimboh, jadi 60 persen misalnya, ya ganti?” kata Rudiantara saat menjadi pembicara di acara FMB 9, di Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2019).
Sedangkan dalam startup Indonesia jabatan paling tinggi atau CEO tidak bisa diganti-ganti alias hanya boleh ditempati yang membuat startup yang merupakan orang Indonesia.
Baca: Tak Pernah Kalah, Ini Perjalanan Timnas U-22 Indonesia Juarai Piala AFF U-22 2019
Kemudian investor, termasuk investor asing yang memberikan dana tidak bisa menjadi pemimpin alias hanya memberikan dana saja dan jabatan tertingginya hanya di bagian komisaris saja.
Baca: Cetak Sejarah, 10 Pemain Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-22 Kalahkan Sang Juara Bertahan Thailand
“Model bisnisnya beda, di startup bukan banyakan investasi, founder-nya nggak boleh keluar sampe listed,” ungkap Rudiantara.
“Investornya mereka hanya financial. Di unicorn di Indonesia investor paling mentok komisaris, CEO founder selalu berasal dari Indonesia, mereka investasi karena believes tehadap SDM. Jadi CEO nggak boleh keluar,” papar Rudiantara.
Baca: Timnas U 22 Indonesia Juara AFF U 22 2019, Thailand Keok!
Kemudian mengenai startup yang dikatakan bakar uang, Rudiantara menuturkan tujuan dari dana yang banyak dikeluarkan oleh start up itu berhasil menyelesaikan persoalan di masyarakat.
“Kalau ada investor masuk ini bakar uang, bakar uang buat siapa, subsidi konsumen Indonesia. Siapa yang paling beruntung, masyarakat Indonesia karena aplikasi menyelesiakan di masyarakat,” ujar Rudiantara.