Fadli Zon: Rakyat Tagih Janji Realisasi Nawacita Jokowi
"Tak boleh ada ruang bagi kekuasaan yang minus pertanggungjawaban," kata Fadli Zon.
"Ada dua kemungkinan kenapa dalih semacam ini bisa muncul. Pertama, alasan itu dibuat sebagai kambing hitam atas ketidakberhasilan pemerintahan sekarang ini dalam merealisasikan Nawacita," katanya.
Artinya, kata Fadli Zon, sebagai sebuah visi dan misi, Nawacita memang diakui telah gagal direalisasikan.
Atau, kedua, pemerintahan sekarang ini memang tak becus menyusun rencana pembangunan, sehingga apa yang menjadi visi dan misi mereka, dalam hal ini Nawacita, tak sanggup mereka turunkan dalam wujud rencana kerja konkret pemerintah, yaitu menjadi RPJMN.
"Makanya, kita, kemudian, melihat adanya ketidaksinkronan antara apa yang dulu dijadikan jargon saat kampanye, dengan apa yang diklaim sebagai keberhasilan," katanya.
Misalnya, kata Fadli Zon, dulu jargonnya “Revolusi Mental”, tapi kemudian yang dibangun secara jor-joran justru adalah jalan tol, atau infrastruktur fisik.
"Dari 9 poin gagasan Nawacita, saya menilai sebagian besarnya gagal. Saya hanya memberikan nilai positif pada poin pembangunan daerah perbatasan. Itupun sebatas gedung yang kelihatan megah tapi tak berisi. Jadi Nawacita menurut saya tak berhasil alias gagal," katanya.
Begitu juga, kata Fadli Zon, dengan janji mewujudkan kemandirian ekonomi.
"Bagaimana bisa kita mandiri, jika yang diutamakan ekonomi impor? Kita impor beras saat petani kita sedang panen, kita impor gula saat stok gula nasional berlebih, lalu mau mandiri dari mana?" katanya.
Apalagi, kata Fadli Zon, janji Reforma Agraria 9 juta hektare, dalam empat tahun terakhir yang terealisasi, dia mencatat, hanya sekitar 700 ribu hektare saja.
"Senjang sekali antara apa yang dijanjikan dengan apa yang bisa direalisasikan," katanya.
Hal yang sama, kata Fadli Zon, juga terjadi pada poin meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Rekor defisit neraca perdagangan yang tembus US$8,57 miliar sepanjang 2018 lalu, yang merupakan rekor defisit terbesar sepanjang sejarah kita, merupakan bukti nyata pemerintah gagal mengangkat daya saing nasional.
"Kita hanya menjadi bangsa pengimpor saja saat ini," katanya.
Kesimpulannya, kata Fadli Zon, Nawacita sekedar jargon yang tidak benar-benar diperjuangkan dan gagal direalisasikan. "Pemerintah tak bisa menerjemahkan gagasan-gagasan itu ke dalam kerja-kerja nyata," katanya.
Tak heran, kata Fadli Zon, dalam kampanye untuk Pilpres 2019 ini, kubu petahana tak lagi menyebut dan mengkampanyekan Nawacita.