Istri Mantan Sekretaris MA Mengaku Pernah Diperiksa Kejagung terkait Uang Miliaran Rupiah
Dia mengungkapkan pernah diperiksa oleh Kejaksaan Agung terkait transaksi uang miliaran rupiah yang masuk ke rekening miliknya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istri mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi, Tin Zuraida, memberikan keterangan sebagai saksi di sidang kasus dugaan suap terkait peninjauan kembali yang menjerat terdakwa Eddy Sindoro.
Di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (28/1/2019), dia mengungkapkan pernah diperiksa oleh Kejaksaan Agung terkait transaksi uang miliaran rupiah yang masuk ke rekening miliknya.
Baca: Nurhadi Ungkap Pernah Robek Dokumen Putusan di Kediamannya
Tin Zuraida sempat bertugas di MA dan menjadi staf ahli di Kemenpan RB
"Jadi kenapa ada uang masuk sekian. Ternyata setelah di kejagung diperiksa, rekening itu utang Pak Nurhadi di bank, untuk membeli rumah sarang burung walet yang lain," kata dia di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (28/1/2019).
Majelis hakim sempat menanyakan kepada Tin Zuraida mengapa pihak Kejagung melakukan pemeriksaan soal rekening tersebut, Tin Zuraida memperkirakan ada pihak melaporkan soal transaksi perbankan tersebut.
Namun, dia membantah, pada saat hakim mengkonfirmasi oleh hakim apakah pemeriksaan itu terkait rekening gendut.
"Mungkin ada teman saya, kemungkinan melihat kok ada transferan di rekening saya. Bukan begitu, dikira saya kerja di Mahkamah Agung dengan korupsi. Dugaan saya korupsi karena rekening besar," kata dia
Setelah melakukan pemeriksaan, akhirnya Kejagung menyatakan rekening atau transaksi itu bukan dari tindak pidana korupsi.
Dia menegaskan uang itu merupakan pinjaman untuk membeli rumah sarang burung walet.
Sementara itu, tim kuasa hukum terdakwa Eddy Sindoro sempat menanyakan soal pemeriksaan rekening itu.
Dia menegaskan uang yang masuk ke rekening sekitar Rp5 miliar merupakan pinjaman suami dari bank.
Tin Zuraida mengaku sudah melakukan pembuktian terbalik bahwa uang miliaran rupiah yang masuk ke rekeningnya itu benar-benar bukan hasil tindak pidana.
"Pak Nurhadi pinjam bank, masuk ke rekening saya. Kalau tak salah Rp 5 miliar atau berapa," ujarnya.
Dia menambahkan, pembuktian terbalik itu dilakukan di kejaksaan. Namun, dia mengaku, sudah tidak mengetahui secara pasti kapan pemeriksaan oleh Kejagung.