Kaleidoskop 2018
Kisah Polri Berantas Terorisme Sepanjang 2018, Membekukan JAD hingga Tangkap 370 Terduga Teroris
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tidak tinggal diam menyingkapi aksi teror yang bermunculan.
Ternyata begitu tiba, TS mengeluarkan pisau yang disembunyikan di selangkangan dan menusuk Marhum hingga tewas. Rekan korban sesama polisi yang melihat hal tersebut langsung menembak TS dan TS pun dinyatakan tewas.
Aksi TS ternyata memicu dua orang perempuan berinisial DSM (18) dan SNA (24) untuk melakukan tindakan serupa. Dari keduanya polisi berhasil mengamankan sebuah gunting.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan keduanya berniat melakukan aksi amaliah penusukan kepada anggota Brimob di Mako Brimob.
"Benar. Sekarang keduanya sedang diamankan, untuk pendalaman selanjutnya," ujar Iqbal, ketika dikonfirmasi, Sabtu (12/5/2018).
*Teror Bom Bunuh Diri di Gereja-gereja Surabaya hingga Mapolrestabes Surabaya*
Aksi teror kemudian berlanjut di Surabaya, Jawa Timur. Dalam sehari, pada Minggu (13/5) terjadi tiga aksi bom bunuh diri yang menyasar tiga gereja berbeda.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan aksi ini dilancarkan oleh 6 orang yang masih satu keluarga.
Dita Uprianto (kepala keluarga) menabrakkan mobil berisi bom ke pagar Gereja Pantekosta, di Jalan Arjuno. Tujuh orang meninggal dunia di lokasi.
Istri Dita, Puji Kuswati, beraksi bersama dua anaknya FS (12) dan VR (9). Tujuan mereka adalah GKI Diponegoro, ketiganya pun tewas usai bom di pinggang meledak.
Sementara dua anak Dita lainnya, yakni Yusuf Fadil (18) dan FH (16) membawa bom menggunakan sepeda motor ke Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Nomor 1, Baratajaya, Kecamatan Gubeng. Bom meledak di dalam area masuk gereja, yang mengakibatkan 5 warga tewas.
Malam harinya, sebuah bom meledak di rumah susun di daerah Wonocolo, Sidoarjo. Diperkirakan bom itu meledak secara tak sengaja, karena menewaskan sang pelaku bersama anggota keluarganya.
Diketahui, ledakan itu menewaskan 3 pelaku, yang masih satu keluarga, yaitu Anton Febrianto (47), istrinya Puspitasari (47), dan anaknya HR (17). Sementara 3 anak pelaku lainnya, AN (15), FS (11), dan GA (10) mengalami luka bakar.
Teror masih berlanjut keesokan harinya, yaitu Senin tanggal 14 Mei 2018. Aksi bom bunuh diri kembali terjadi, kali ini menyasar Mapolrestabes Surabaya.
Empat pelaku dari satu keluarga itu meledakkan bom di pintu masuk Mapolrestabes. Satu perempuan yang merupakan anak pelaku ternyata selamat, dan langsung ditolong oleh anggota kepolisian setempat.
*Polri Tangkap Sejumlah Terduga Teroris di Berbagai Pelosok Indonesia*