Tsunami di Banten dan Lampung
Analisa Mbah Rono Terkait Tsunami Langka di Selat Sunda
Ahli geologi yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono memberikan analisanya terkait tsunami kemarin.
Karena itu, Mbah Rono ragu jika tsunami di Selat Sunda terjadi karena letusan Gunung Anak Krakatau.
"Kecil kemungkinan dari letusan Gunung Anak Krakatau, karena harus ada abunya," kata Surono.
Menurut Mbah Rono, Gunung Anak Krakatau juga bukan tipe yang mengeluarkan awan panas dalam jumlah besar untuk bisa menimbulkan tsunami dengan energi seperti yang menerjang Pandeglang.
Seperti diketahui, tsunami di Selat Sunda kemarin malam mengakibatkan setidaknya 222 orang tewas, 843 luka-luka dan 28 orang masih hilang.
Dari data yang dihimpun BNPB atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga pukul 13.00 tersebut, Kepala Pusat Data Inforamsi dan Humas BNBP, Sutopo Purwo Nungroho mengungkapkan Padeglang merupakan daerah terparah yang terdampak Tsunami.
"Dari data itu, Pandeglang yang paling parah. Jumlah korban meninggal di Pandeglang ada 120, 624 luka-luka, dan 4 masih hilang. Korban paling banyak ditemukan di Hotel Mutiara, Sarita Cottage, dan Hotel Tanjung Lesung," ungkapnya saat jumpa pers di Kantor BPBD DIY, Minggu (23/12/2018).
"Untuk kerusakan fisik, rumah ada 446, 9 hotel rusak berat, 60 warung makan rusak, 350 perahu rusak," sambungnya.
Ada 10 kecamatan di Pandeglang yang terdampak Tsunami tersebut. beberapa diantaranya adalah Kecamatan Carita, Panimbang, Sumur, labuan, dan beberapa kecamatan lain.