Moeldoko: Innovate or Die, Itulah Pilihan yang Dihadapi Bangsa Kita Sekarang
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf hadir sebagai narasumber dialog publik.
“Innovate or die! Itulah pilihan yang dihadapi bangsa kita sekarang,” tutup Moeldoko.
Setelah paparan Moeldoko, Triawan menyampaikan paparannya tentang peranan ekonomi kreatif dalam meningkatkan daya saing.
“Kontribusi ekonomi kreatif saat ini sudah mencapai angka lebih dari 1000 trilyun melalui nilai tambah dari kekayaan intelektual dari kreativitas manusia berbasis tehnologi, ilmu pengetahuan dan warisan budaya,” tutur Triawan.
Sebagaimana dicita-citakan Presiden Jokowi, Triawan mengatakan bahwa ekonomi kreatif untuk menjadi tulang punggung perekonomian bangsa di masa mendatang dan sudah harus dimulai saat ini.
“Saat ini kita belum memiliki produk andalan yang siap untuk memasuki pasar dunia. Ketika Presiden Jokowi ditawarkan oleh Jack Ma untuk memasarkan 5 produk andalan indonesia di China, kita tidak bisa serta-merta memutuskan apa saja produknya,” ujar Triawan.
Karena itu Indonesia harus membangun ekosistem ekonomi kreatif sehingga lahir produk-produk ekonomi kreatif dengan berbagai nilai tambah. Bekraf harus bisa meningkatkan nilai tambah dari berbagai produk yang sudah ada.
Industri perfilman nasional sebagai salah satu bidang ekonomi kreatif yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan harus didorong melalui berbagai kebijakan dan program.
Salah satu yang sudah dilakukan adalah dengan terus mendorong penambahan jumlah bioskop di berbagai daerah.
Potensi peningkatan jumlah penonton akan lebih mudah tercapai jika tersedia layar lebih banyak yang memutar film nasional.
Ini adalah salah satu ekosistem yang dibutuhkan untuk memajukan ekonomi kreatif sebagai salah satu andalan untuk mendorong peningkatan daya saing bangsa.
Pemateri terakhir dialog publik adalah walikota Malang yang memaparkan beberapa gagasan kreatif untuk mengembangkan konsep Malang sebagai kota kreatif dengan berbagai potensi yang dimiliki kawasan Malang.
Roadmap masa depan malang terdiri dari konsep Malang sebagai kota heritage (Malang Heritage City), Malang creative, Malang services, Malang 4.0, Malang halal dan Malang nyaman.
Konsep yang diusung adalah kreativitas untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan dukungan berbagai program dari pemerintah pusat seperti misalnya program dana desa, maka pengembangan berbagai potensi ekonomi di kawasan Malang Raya, mulai dari desa-desa sampai kota-kota di Malang akan bisa lebih cepat diwujudkan.
Melalui program yang terintegrasi dan sinkron dengan program pemerintah pusat, Malang Raya diharapkan akan bisa lebih berperan untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Dalam sesi dialog, Moeldoko diwakili oleh Yanuar Nugroho yang menjelaskan kembali tentang dimensi-dimensi dari pembangunan infrastruktur termasuk tentang Palapa Ring yang menjadi pondasi penting digital ekonomi dan koneksitas atau keterhubungan seluruh wilayah dan masyarakat indonesia.*