SMRC: Sikap Politik Seseorang Tak Boleh Jadi Alasan Kriminalisasi
Sijoruddin Abbas menilai bahwa penolakan terhadap pandangan politik tertentu harus disikapi secara hormat, entah itu setuju atau tidak.
lihat foto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Program Saiful Mujani Research Center (SMRC) Sijoruddin Abbas menilai bahwa penolakan terhadap pandangan politik tertentu harus disikapi secara hormat, entah itu setuju atau tidak.
Hal tersebut dikatakan Abbas terkait pelaporan terhadap Ketua Umum PSI Grace Natalie oleh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) karena diduga menista agama setelah pidato Grace yang menolak Perda agama yang diskriminatif jika PSI terpilih.
Dan seperti diketahui, kuasa hukum PPMI yakni politikus PAN, Eggi Sudjana.
"Jika ada satu pihak yang tidak setuju terhadap pandangan itu, silakan saja, itu normal," kata Abbas di Maarif Institute, Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2018).
Menurut Abbas, apa yang dikatakan Grace tidak menyinggung sejumlah pihak tertentu.
Baca: Penyebar Hoaks Foto Nakal Grace Natalie Minta Maaf
"Tetapi jika menjadikan itu sebagai alasan atau bahan untuk kriminalisasi, itu salah besar," tambahnya.
Indonesia yang merupakan negara merdeka dan demokratis, menurut Abbas, berbeda pendapat soal sikap politik adalah hal yang wajar.
"Kenapa harus bawa-bawa ke kepolisian, mengkriminalisasi?" imbuhnya.
Baca: Panitia Reuni Akbar 212 Bungkam Soal Kehadiran Rizieq Shihab, Klaim Kirim Surat Izin ke Polisi
Dikatakan Abbas, tidak ada bukti menista agama dari apa yang dikatakan Grace soal sikap PSI yang tak mendukung Perda agama yang diskriminatif.
"Silakan saja berdebat, karena ini negara bebas dan demokratis, tetapi menjadikan ini sebagai alasan untuk memaksa orang untuk satu paham mengenai perda syariah atau perda agama, itulah yang jadi kesalahan besar," pungkasnya.
