Pesawat Lion Air Jatuh
69 Keluarga Penumpang Lion Air Ikut Trauma Healing di RS Polri
Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Haryanto mengatakan saat ini, sudah ada 69 keluarga penumpang yang ikut dalam program trauma healin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak hanya fokus melakukan identifikasi jenazah korban Lion Air PK-LQP, program pemulihan trauma (trauma healing) bagi keluarga korban Lion Air turut menjadi fokus Polri.
Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Haryanto mengatakan saat ini, sudah ada 69 keluarga penumpang yang ikut dalam program trauma healing.
"Pendampingan psikoligis ada sebanyak 69 (keluarga), pelaksanaannya akan diperbaiki terus dari waktu ke waktu," kata Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Haryanto, Jumat (2/11/2018).
Haryanto menjelaskan tim trauma healing terdiri dari biro psiko RS Polri, Polri, Polda Metro Jaya dan juga Perhimpunan Psikologi Jakarta. Trauma healing sendiri sudah dibuka di RS Polri sejak Selasa kemarin dan dilaksanakan setiap hari.
Lebih lanjut Kepala Analisis Kebijakan Devisi Humas Mabes Polri, Kombes Slamet Pribadi menjelaskan dari program ini, keluarga korban banyak menyoroti soal pemberitaan di media massa.
Atas hal ini, kepolisian meminta media massa turut menjaga perasaan keluarga penumpang jatuhnya pesawat di perairan Karawang , Jawa Barat tersebut.
Slamet meminta media tidak menuliskan kata-kata yang sadis dalam memberitakan insiden nahas itu. Masih menurut Slamet, sepatutnya media juga memilah kata-kata yang pantas dalam memberitakan proses identifikasi.
"Ada permohonan dari mereka agar tidak menyebutkan hal-hal yang membuat mereka miris dan dirasakan sadis. Meskipun itu hanya sebuah kata, tapi memberikan efek trauma kepada keluarga," singkatnya.
Baca: Pengamat: Aneh dan Menggelikan DPD Minta MK Dievaluasi
Seperti diketahui pesawat Lion Air PK-LQP dengan kode penerbangan JT-610 dilaporkan hilang komunikasi pada Senin pagi 29 Oktober. Setelah dilakukan pencarian pesawat diduga jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Hingga kini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya pesawat yang menelan 189 korban jiwa itu.