Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemilu 2019

KPU Ingatkan Masyarakat untuk Gunakan Hak Pilihnya Secara Benar

"Orang yang berhak untuk memilih bisa menggunakan hak pilih dan ketika dia menggunakan hak pilih dia menggunakan hak pilih dengan benar,"

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Ketua KPU Arief Budiman. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Negara Indonesia (WNI) akan memilih calon pemimpin bangsa periode 2019-2024.

Pada 2019, Indonesia menggelar Pileg dan Pilpres serentak.

Baca: Polisi akan Cari Penyebar Hoaks Pemilu di Media Sosial

Ketua KPU RI, Arief Budiman, meminta agar pemilih menggunakan hak memilih pasangan calon presiden-wakil presiden ataupun calon anggota legislatif yang akan mewakili di parlemen.

"Orang yang berhak untuk memilih bisa menggunakan hak pilih dan ketika dia menggunakan hak pilih dia menggunakan hak pilih dengan benar," ujar Arief, Selasa (25/9/2018).

Untuk itu, dia menekankan mengenai slogan 'Pemilih Berdaulat'.

Dia menjelaskan, pemilih berdaulat itu ukurannya adalah mereka yang sudah memenuhi syarat menjadi pemilih harus masuk dalam daftar pemilih.

Baca: Maruf Amin Pamit ke Para Ulama di Tegal

"Nah mereka yang sudah masuk daftar pemilih dia harus terus diingatkan supaya menggunakan hak pilih. Ketika mereka menggunakan hak pilih mereka harus diingatkan menggunakan hak pilih dengan benar artinya tidak salah," kata dia.

Sampai saat ini, pihaknya sedang memperbaiki Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang diinstruksikan untuk diperbaiki selama jangka waktu 60 hari sejak tanggal 16 September lalu.

Baca: Bus Rombongan SMK PGRI 1 Karanganyar Terguling ke Jurang, Begini Nasib Penumpangnya

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Forum Nasional Bhineka Tunggal Ika, Taufan Hunneman, mengingatkan masyarakat untuk secara selektif memilih pemimpin dan wakil rakyat di dalam pesta demokrasi rakyat itu.

Menurut dia, masyarakat jangan mengambil pilihan pemimpinan otoriter apalagi kepemimpinan yang sarat nilai-nilai Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN).

Justru, sebaliknya, dia meminta, masyarakat memilih pemimpin yang mampu memformulasikan kekuatan bangsa untuk bertarung di era globalisasi dan mampu memahami konsepsi para founding father.

"Selama lima tahun buah pekerjaan mampu dirasakan namun belum cukup perlu satu periode lagi agar lima tahun ke depan sebagai bangsa mampu berjalan ke depan," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved