Pilpres 2019
PKS Siap Membawa Cuitan Andi Arief Soal Mahar Rp 500 Miliar ke Ranah Hukum
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) memastikan akan memproses hukum politisi Demokrat Andi Arief.
Andi mengungkapkan, koalisi yang dibangun partainya bersama Partai Gerindra terancam batal.
Menurut Syarief, pernyataan tersebut adalah pandangan pribadi yang sangat tidak puas dengan kondisi yang ada.
"Saya pikir apa yang disampaikan Andi Arief itu adalah pandangan pribadi yang sangat tidak puas dengan kondisi yang ada," ujar Syarief, dikutip dari kompas.com.
Namun, Syarief tidak menjelaskan saat ditanya kondisi apa yang membuat Andi Arief tidak puas. Ia pun meminta awak media menanyakan hal itu langsung kepada Andi Arief.
"Tanya Andi Arief-lah, mungkin di-tweetnya ada kan," kata Syarief.
Syarief juga tidak menjawab ketika dikonfirmasi apakah sikap Andi Arief tersebut terkait surat dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca: Mahfud MD Kaget Tak Jadi Cawapres Jokowi, Sempat Menunggu di Restoran Sebelum Akhirnya Pulang
"Yang penting apa yang disampaikan oleh Andi Arief itu merupakan manifestasi daripada ketidakpuasan," tutur Syarief.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai kecil kemungkinan Partai Demokrat dan Ketua Umum Gerindra akan berkoalisi di Pilpres 2019.
"Dengan penyebutan jenderal kardus itu, kecil kemungkinan mereka akan berkoalisi," ujar pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini.
"Nanti kalau Gerindra atau Demokrat sampai tidak punya partner koalisi, mau tidak mau mereka akan berkoalisi lagi," tambahnya.
Tapi, menurutnya, kalau untuk saat ini kecil kemungkinan partai dibawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo akan satu perahu.
"Karena pernyataan keras dari Andi Arief semalam itu menurut saya bukan spontan, tapi memang sudah dipersiapkan. Kalau Prabowo bukan pilih Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), maka tidak akan bersama," tegasnya.
Hendri menilai sejak awal Partai Demokrat hanya logowo, jika AHY menjadi Cawapres dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Karena itu siapa saja di luar nama putra sulung Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Partai berlambang Mercy itu tidak akan legowo dan mendukungnya.
"Sejak awal Demokrat hanya menyiapkan dan hanya legowo satu nama, bila AHY yang terpilih," jelasnya. (tribun network/mal/fik/mam/yat)