Sabtu, 4 Oktober 2025

Pentingnya Kemitraan Agar Pembangunan Di Papua Berjalan Maksimal

Diperlukan kolaborasi, sinergi, dan kemitraan antara pemangku kepentingan agar pembangunan Papua dapat berjalan maksimal.

Editor: Adi Suhendi
youtube
Ilustrasi: Infrastruktur di Papua 

Untuk itu pihaknya membangun sendiri apa yang dianggap perlu dengan membangun berbagai sarana dan infrastruktur seperti klinik, rumah sakit dan sekolah.

"Ketika akhirnya mulai ada mitra yang bisa diajak berkolaborasi, kami membangun kemitraan. Berdasarkan pengalaman, tanpa peran serta dan partisipasi aktif pemangku kepentingan dalam program, hasil yang dicapai menjadi tidak maksimal dan berdampak pada efektivitas program,” papar Riza.

Sejak lama Freeport Indonesia mengadopsi konsep pembangunan berkelanjutan sebagai bagian integral operasi perusahaan.

Menurutnya kontribusi Freeport dimaksudkan menjadi stimulus bagi pembangunan yang berkelanjutan dan bukan sekedar hibah.

Erna Witoelar menegaskan pentingnya pemilihan sektor prioritas dalam menjalankan SDGs.

Pemilihan sektor prioritas yang relevan dengan isu dan tantangan yang dihadapi dapat menjadi alternatif solusi terhadap permasalahan yang terjadi.

Contohnya Freeport yang membangun Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) dengan sukses memilih fokus kemitraan pada sektor pendidikan dan penciptaan lapangan kerja.

IPN ini bisa dikembangkan kemitraannya karena IPN fokusnya menyediakan tenaga kerja yang memiliki skill tinggi yang tidak semuanya harus masuk ke Freeport.

Menurutnya hal itu bisa menjadi fokus prioritas bersama di Papua karena semuanya mendapatkan keuntungan dengan keberadaan IPN.

"Kampus-kampus lain bisa datang ke IPN untuk berkerjasama dan mempercepat kemajuan sumberdaya manusia Papua untuk sektor pertambangan,” terang Erna.

Senior Manager Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) Soleman Faluk yang menjadi salah satu pembicara menjelaskan usaha IPN dan Freeport untuk bermitra dengan masyarakat dalam menyiapkan tenaga terampil di sektor pertambangan.

“Kalau kami berjalan sendiri tak akan berjalan maksimal bagi peningkatan SDM. Padahal potensi industri tambang sangat terbuka untuk anak-anak muda Papua," katanya.

Lanjut dia, IPN menyambungkan anak didik dengan mitra di lembaga pendidikan formal serta perusahaan-perusahaan yang ada.

Umumnya perusahaan-perusahaan ingin orang Papua yang bagus dan disiplin serta memiliki skill yang bagus.

"IPN tidak hanya mendidik skill peserta didik, tapi juga melakukan pendidikan karakter agar sesuai dengan kebutuhan profesional yang diharapkan oleh perusahaan tempatnya bekerja nanti,” terang Soleman.

Soleman menjelaskan IPN adalah lembaga non formal pendidikan yang didirikan tahun 2003 sebagai bagian dari salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam bidang pengembangan SDM Papua.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved