Jumat, 3 Oktober 2025

Jusuf Kalla Sebut Perbedaan Partai Agama dan Partai Nasional Mengecil

Wakil Presiden, Jusuf Kalla, memenuhi undangan buka puasa bersama DPP Partai Golkar di Kantor DPD Golkar Jakarta, Jumat (1/6/2018).

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Taufik Ismail
Jusuf Kalla 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, memenuhi undangan buka puasa bersama DPP Partai Golkar di Kantor DPD Golkar Jakarta, Jumat (1/6/2018).

Berdasarkan pantauan, JK memakai baju koko berwarna putih dan peci berwarna hitam.

Dia tiba sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung disambut Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Setelah tiba di Kantor DPD Golkar Jakarta, dia duduk satu meja dengan Airlangga Hartarto, Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie, dan Ketua Golkar Jakarta Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca: Gereja Katedral Bersama Komunitas Kerja Bakti Demi Negeri Gelar Acara Buka Puasa Bersama

JK sempat memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, dia memuji kemegahan Kantor DPD Golkar Jakarta,

"Saya ingin mengucapkan selamat atas Kantor DPD Golkar yang sangat cantik ini. Menandakan adanya dinamika adanya pembaharuan," ujar JK, pada saat membacakan kata sambutan di Kantor DPD Golkar Jakarta, Jumat, (1/6/2018).

Baca: Myanmar dan PBB Sepakat Kembalikan Ratusan Ribu Etnis Rohingya Ke Rakhine

Di kesempatan itu, dia membandingkan, peta politik nasional pada saat ini dibandingkan pada masa orde baru.

Dia menjelaskan, peta politik nasional pada masa lalu, terdapat partai nasional, partai agama dan sebagainya.

Sekarang perbedaan antara partai nasional dan partai agama semakin mengecil.

Dia mencontohkan, tidak ada perbedaan mendalam antar Partai Golkar dan PPP atau partai lainnya.

Menurut dia, perbedaannya adalah menjalankan program.

Baca: Penutup Saluran Air Di Underpass Mampang Hilang, Sandiaga Berharap Partisipasi Warga

"Buktinya seperti ini partai lain mungkin belum-belum mengadakan buka puasa Partai Golkar sudah melaksanakan buka puasa. Kadang-kadang isra mi'raj juga duluan dari partai agama artinnya makin tipis perbedaan itu," kata dia.

Untuk ke depan, menurut dia, masyarakat Indonesia harus membuat sesuatu yang lebih baik.

Tujuannya, kata dia, memajukan bangsa bagaimana berkerjasama sehingga apa yang terjadi di bangsa ini semua dapat diselesaikan.

"Kami merasa tentu bahagia karena negeri kami relatif lebih aman dari negara di dunia ini sehingga ini semua punya pelajaran baik masa lalu. Sebagai bangsa bekerja bersama-sama," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved