Hasil Survei Anjlok, Elit Partai Hanura Diminta Selasaikan Konflik Dualisme Kepengurusan
Sejumlah lembaga survei memprediksi potensi suara partai Hanura sangat kecil pada Pemilu Legislatif 2019 mendatang.
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah lembaga survei memprediksi potensi suara partai Hanura sangat kecil pada Pemilu Legislatif 2019 mendatang.
Bahkan berdasarkan riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) , bila Pemilu digelar hari ini, partai tersebut tidak akan lolos parlementary Treshold.
Menanggapi hal tersebut deklarator Hanura yakni Totok Sugiyarto meminta agar tiga tokoh yang paling berpengaruh di partai seperti Wiranto, Osman Sapta Odang (OSO), dan Daryatmo bersikap legowo dan menyudahi polemik internal partai dengan menyetujui pelaksanaan Munaslub.
Baca: Perbaiki Citra Jadi PR Partai Golkar Jelang Pemilu
Alasannya polemik kepengurusan yang terjadi sekarang ini ikut berpengaruh terhadap elektabilitas Hanura.
"Munaslub partai merupakan solusi terbaik untuk menyelamatkan perahu Hanura di pileg 2019. Karena sudah sangat jelas, hasil survei tidak menguntungkan bagi Hanura. Partai ini hanya mendapatkan 0,4 persen suara secara nasional. Tentunya dalam kondisi seperti ini perlu adanya figur pemimpin alternatif, dan itu layak diberikan pada kader terbaik partai, Pak Moeldoko yang kini menjabat wakil ketua dewan pembina di partai Hanura," ujar Totok kepada wartawan, Kamis (10/5/2018).
Baca: Tim Pembela Muslim Minta Ada Penelitian Terhadap Narapidana Teroris
Menurut Totok yang juga menjabat Ketua DPP Hanura dan Wakil ketua bapilu DPP Hanura tersebut, berdasarkan kajian internal partai, persoalan dualisme kepengurusan antara kubu OSO dan Daryatmo menjadi penyebab utama anjloknya hasil survei Hanura di seluruh Indonesia.
Sejumlah kader didaerah menilai perlu kepemimpinan baru atau alternatif untuk mengkonsolidasikan kekekuatan mesin partai Hanura.
Sebagian besar kader asli menilai bahwa Hanura saat ini, diibaratkan seperti kost-kostan sehingga diperlukan figur kuat untuk menyatukan kader asli dan pendatang baru.
Baca: Andi Analta Mengaku Bisa Hubungi Adik Angkatnya Saat Rusuh di Mako Brimob Berlangsung, Ini Kata Ahok
"Kalau munaslub digelar itu pun bukan untuk mencari pemenang dan kalah. Tapi lebih kepada persoalan rekonsiliasi nasional dan penyelamatan partai. Sudah menjadi kewajiban jika pendiri Hanura memikirkan nasib kader yang berada di daerah agar lebih giat lagi berjuang bagi partai," katanya.
Totok berharap para elit Hanura mengedepankan kepentingan partai sehingga dualisme kepengurusan bisa diselesaikan. Daryatmo atau OSO dapat bermusyawarah untuk menyelesaikan konflik dan mulai menyusun strategi pemenangan.
Untuk Pemimpinan alternatif sendiri, Totok mengusul Jenderal Purnawirawan Moeldoko yang kini menjabat Wakil Dewan Pembina Hanura.
"Kalau Pak Wiranto meminta restu kepada Presiden Jokowi untuk menjadikan Pak Moeldoko sebagai Ketua Umum. Tentu Pak Moeldoko akan bersedia menjadi ketua umum Hanura. Untuk pak Daryatmo akan menempati posisi Ketua Dewan Kehormatan, Oso akan menjabat ketua Dewan Pembina dan Pak Wiranto akan menempati posisi ketua Majelis Tinggi Partai Hanura," pungkasnya.