Pilpres 2019
Tsamara Amany Buka Suara soal Kritikannya pada Gatot Nurmantyo: Ini Bentuk Kepedulian Saya
Ia juga mengungkapkan bahwa lebih baik rumah ibadah tidak dijadikan ajang untuk menyampaikan pernyataan politik.
"Masjid itu milik semua, apapun pilihan politiknya (harus dilihat) ini tempat suci yang tak boleh direndahkan hanya sebatas politik partisan,” tegas Tsamara.
Tsamara juga membeberkan dampak apabila nantinya semua orang bicara politik praktis di masjid.
Ia berpendapat bahwa hal tersebut nantinya akan bisa memecah belah masyarakat.
Karena setiap orang memiliki beragam pilihan politik.
"Memecah belah masyarakat. Orang punya beragam pilihan politik dan mereka semua berkumpul di masjid untuk beribadah kepada Tuhan," ungkapnya kepada Tribunnews.com.
"Masa iya tempat suci yang jauh di atas politik mau direndahkan sebatas politik partisan. Masjid tidak boleh dipakai untuk bicara pemenangan partai politik tertentu atau kandidat tertentu. Kalu bicara soal politik bangsa seperti pentingnya korupsi, tidak apa-apa," jelasnya.
Ia juga merasa tidak takut ketika yang ia kritisi adalah seorang mantan Panglima TNI.
"Mengapa harus takut? Kita hidup di alam demokrasi di mana kita bebas mengkritik siapapun. Yang penting kritik fokusnya kepada substansi, bukan serangan personal. Selama fokus pada substansi, tidak ada yang salah,"
"Apalagi Pak Gatot sebagai mantan Panglima TNI yang saya yakini mencintai Indonesia pasti akan terbuka menerima kritik," jelas Tsamara.
Saat kritikannya kepada Gatot Nurmantyo disebut sebagai ajang mencari sensasi, Tsamary pun menampiknya.
Ia hanya ingin mengungkapkan pendapatnya saja.
"Saya berkomentar untuk mengemukakan pendapat saya. Saya menganggap harus dibedakan antara bicara politik praktis dan politik kebangsaan, apalagi dilakukannya di dalam masjid. Ini bentuk kepedulian saya sebagai warga negara dan anak muda yang ingin masjid steril dari politik partisan," tandasnya.
VIRAL: Usung Gatot-AHY, Demokrat Dorong Koalisi Poros Ketiga di Luar Jokowi dan Prabowo
"Apa iya berpendapat dan mengkritik kini dikategorikan sebagai mencari sensasi? Jujur itu membingungkan untuk saya," ujar Tsamara menutup percakapan.
(Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)