Sabtu, 4 Oktober 2025

Cak Imin: Sebagai Politisi Saya Banyak Dimarahi Buya Syafii Ma'arif

Cak Imin mengunjungi mantan Ketua Umum Muhammadiyah tersebut untuk bersilaturahmi serta meminta saran dan nasihat terkait jabatan Wakil Ketua MPR.

Editor: Dewi Agustina
TRIBUNJOGJA.COM / Panji Purnandaru
Muhaimin Iskandar (baju putih) saat berkunjung ke kediaman Buya Syafii Maarif (depan) di Nogotirto, Gamping, Sleman, Minggu (1/4/2018). 

Lalu agenda nasional konsolidasi demokrasi, harus dimulai dari tokoh-tokoh.

Dan politisi harus ambil peran yang lebih serius menyangkut demokrasi yang liberal dan politik uang.

"Kita diminta menangani dengan baik," kata Cak Imin.

Kemudian yang ketiga, lanjutnya, Buya Syafii meminta politisi harus naik kelas dari politisi menjadi seorang negarawan.

Baca: Sebelum Meninggal Korban Insiden Teluk Balikpapan Sempat Dilarang Adiknya Memancing

"Nah dari sini saya bertekad bismillah jadi negarawan," kata Cak Imin.

Sementara Buya Syafii Maarif menjelaskan kehadiran Cak Imin hanya sebatas untuk bersilaturahmi antara anak muda dengan orang tua.

Buya pun tak berkomentar mengenai sosok pribadi dari Cak Imin.

Meski begitu, Buya Syafii menjelaskan diharapkan pada Pemilu 2019 tidak terjadi calon tunggal dan hanya melawan kotak kosong.

Jika hal tersebut terjadi bisa dikatakan demokrasi tidak sehat dan dikhawatirkan bisa memunculkan peluang otoriter.

"Saya tidak setuju calon tunggal, harus ada pengimbangnya. Kayak bupati atau wali kota melawan kotak kosong, itu nggak enak," kata Buya.

"Walaupun yang akan maju tidak akan menang, tapi demi demokrasi harus ada yang mengimbangi," ujarnya. (Tribun Network/app/wly)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved