Kata Jokowi: Kritik Itu Penting Tapi Harus Pakai Data, Jangan Asbun
"Tolong bedakan antara kritik dengan mencemooh, kritik dengan menghuhat, beda. Jangan disama-samain, kritik dengan mencela pun beda," kata Jokowi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memastikan bahwa pemerintahannya tidak anti terhadap kritikan, namun kritikannya harus berdasarkan fakta dan tidak asal bunyi (asbun).
"Kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada. Tetapi kritik itu harus berbasis data, kitik itu harusnya tidak asbun, asal bunyi," kata Jokowi saat menghadiri Rapimnas Partai Perindo di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (21/3/2018).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mempertegas antara kritikan dengan mencemooh ataupun nyinyir merupakan suatu yang berbeda jauh.
"Tolong bedakan antara kritik dengan mencemooh, kritik dengan menghuhat, beda. Jangan disama-samain, kritik dengan mencela pun beda," kata Jokowi.
Baca: Janji Hadirkan Saksi dari London, Jaksa Jemput Paksa Syahrini 2 April
Jokowi menilai kritikan yang berdasarkan data dan membangun sangat penting diberikan pemerintah, sehingga dirinya dalam menjalankan roda pemerintahan ada yang mengimbanginya ketika salah jalan.
Baca: Soal Kontroversi Beras Impor, Petinggi Bulog: Kami Hanya Menjalankan Kebijakan Kementerian
Baca: Badan Ketahanan Pangan: Impor Beras Nggak Masalah, Itu Untuk Cadangan Pangan
"Dalam berdemokrasi kritik sangat perlu tentunya dengan sebuah data yang lengkap dan memberikan solusi, jadi ada kemandirian, ada keseimbangan, ada yang mengontrol, ada yang mengawasi, harus ada itu," papar Jokowi.