Sabtu, 4 Oktober 2025

Ketua MUI Terima Klarifikasi Kapolri Terkait Video Pidato soal NU dan Muhammadiyah

Ia mengatakan bahwa Tito menyampaikan pidato tersebut di pesantren milik Ma'ruf di Banten dalam rangka MOU dengan organisasi masyarakat Nahdhatul

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Ketua MUI Terima Klarifikasi Kapolri Terkait Video Pidato soal NU dan Muhammadiyah
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin, hadiri pembentukan forum Dewan Pengawas Syariah (DPS) Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) dan Launching Majelelis Dewan Pengawas Syariah (MDPS), Senin (6/11/2017) di Sofyan Hotel, Jakarta. MUI menyambut positif pembentukan forum Dewan Pengawas Syariah (DPS) Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS). TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH. Ma'ruf Amin mengatakan bahwa ia sudah menerima klarifikasi langsung dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait pidatonya tentang hubungan Polri dengan NU dan Muhammadiyah dalam video yang beredar.

Ia mengatakan bahwa Tito menyampaikan pidato tersebut di pesantren milik Ma'ruf di Banten dalam rangka MOU dengan organisasi masyarakat Nahdhatul Ulama (NU).

Ia juga menyampaikan bahwa konteks dari pidato tersebut adalah acara MOU yang isunya peran ulama dalam mengawal keutuhan dan persatuan bangsa.

"Ternyata beliau itu menyampaikan itu di tempat saya, di pesantren saya. Di Banten, Tanaran namanya. Dalam rangka pertemuan ulama dan dalam rangka MOU dengan NU di pesantren saya, itu isunya adalah peran ulama dalam mengawal keutuhan dan persatuan bangsa," kata Ma'ruf di Balai Kartini, Jakarta Selatan pada Rabu (31/1/2018) sebelum mengikuti acara Tasyakur Milad Ke-29 LPPOM MUI.

Baca: Kemenkes Akan Mobilisasi Dokter Umum Atasi KLB Asmat

Ia juga menyampaikan bahwa konteks pembicaraan ketika itu adalah dalam rangka menghadapi radikalisme, khilafah, dan kelompok transnasional pada awal-awal tahun 2017.

"Jadi yang dimaksud oleh (Kapolri-red), setelah saya inget-inget ternyata konteksnya itu dalam menghadapi radikalisme, isu-isu khilafah, dan juga transnasional yang waktu itu agak kenceng, keras sekali yaitu tahun yang lalu, awal-awal 2017," ungkapnya.

Sebelumnya Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain mengirimkan surat terbuka untuk Kapolri Tito Karnavian yang diunggah di akun media sosialnya tertanggal 29 Januari 2018.

Dalam surat terbuka tersebut, ia meminta agar Tito meminta maaf atas pernyataan dalam video pidatonya yang beredar terkait hubungan Polri dengan ormas NU dan Muhammadiyah.

Berikut kutipan pidato Tito dalam video tersebut yang dilansir dari TribunWow.

"Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat Provinsi. Semua Kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus di tingkat kabupaten atau kota. Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan, bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian, karena yang lain bukan pendiri negara, mau merontokkan negara malah iya," kata Tito.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved