Sabtu, 4 Oktober 2025

Tingkatkan Nilai Tambah, Jokowi Imbau Petani Jual Hasil Panen Dalam Bentuk Beras

Presiden kemudian memanggil seorang petani, Jumadi, untuk mengecek langsung harga gabah dan beras.

Editor: Johnson Simanjuntak
SURYA/IST
Kegiatan panen beras di wilayah Kabupaten Malang, Jumat (12/1/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Presiden Joko Widodo menginginkan para petani dapat menjual hasil panennya dalam bentuk beras, guna meningkatkan nilai tambah.

Menurut Jokowi, ‎selama ini petani mengurus sawah dengan mengairi, memupuk dan panen, setelah itu menjualnya dalam bentuk gabah.

“Padahal keuntungan besar itu pada saat jadi beras. Jadi saya sampaikan agar jualnya dalam bentuk beras. Syukur sudah dikemas. Ini di penggilingan padi modern ini bisa dilakukan," ucap Presiden yang dikutip dari keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Jakarta, Senin (22/1/2018).

‎Keinginan Jokowi tersebut disampaikan ketika melakukan kunjungan kerja dan berbicara kepada Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Terintegrasi di Kawasan Transmigrasi, KTM Kabupaten Mesuji, pada akhir pekan kemarin.

Baca: Dipecat Setnov, Dua Nama Ini Kembali ke Struktur Kepengurusan Golkar

“Saya mau lihat dulu (penggilingan padi) apa kapasitas di sini cukup atau enggak, kalau enggak bisa ditambah. Bermanfaat atau tidak bermanfaat. Kalau tidak sudah tinggalkan. Kalau bermanfaat akan dibesarkan lagi sehingga kapasitasnya memenuhi yang ada di masyarakat,” ucap Jokowi.

Presiden kemudian memanggil seorang petani, Jumadi, untuk mengecek langsung harga gabah dan beras.

Jumadi yang juga menjadi Pengurus Tani Srimukti Desa Wonosari, Mesuji mengelola sawah seluas dua hektare dan setiap hektarenya bisa menghasilkan 7 ton gabah.

“Setelah panen 14 ton diapain?," tanya Presiden.

Jumadi menjelaskan, dirinya menyimpan sebanyak 1 ton gabah dan sisanya sebanyak 13 ton gabah dijual.

"13 ton dijual pas panen atau sudah jadi beras?” tanya Presiden.

"Saat panen,” kata Jumadi.

Harga gabah sebesar Rp3.500 setiap kilogram, sedangkan beras berada di kisaran Rp10.000 - Rp11.000 setiap kilogram.

“Ini yang perlu kita lakukan bersama-sama sehingga sekali lagi produk pertanian kita tidak ketinggalan zaman. Ada pengerjaan setelah panen, pengeringan, digilang, dikemas baik apalagi diberi nama baik juga dikemas dalam kelompok besar petani, diberi merek. Itu akan memberi nilai tambah dengan menaikkan harga,” ujar Jokowi.

Selain itu para petani harus mulai memikirkan untuk menjual hasil sawahnya tidak hanya di sekitar Mesuji.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved