Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilkada Serentak 2018

Permintaan Mahar Saat Pilkada Berpotensi Munculkan Praktik Korupsi Politik

Alasannya uang itu diperlukan untuk membayar transport dan akomodasi relawan atau petugas saksi Tempat Pemungutan Suara (TPS).

zoom-inlihat foto Permintaan Mahar Saat Pilkada Berpotensi Munculkan Praktik Korupsi Politik
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Kordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampouw, Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraeni, dan Koordinator Sigma Indonesia Said Salahuddin (kiri ke kanan), menjadi pembicara pada diskusi terkait Pilkada DKI Jakarta, Senin (9/7/2012). Diskusi ini menyoal wacana penundaan Pilkada DKI Jakarta 2012 karena permasalahan DPT. TRIBUNNEWS/HERUDIN

“Angka 19 terbukti paling besar sepanjang pilkada diselenggarakan. Bisa dikatakan salah satu faktornya adalah mahalnya cost politic di pilkada,’ paparnya.

Pangi juga menjelaskan, mahar biasanya diberlakukan partai apalabila calon kepala daerah yang maju bukan berasal dari kader partainya.

Justru yang akan menjadi sasaran adalah para pensiunan polisi, TNI, maupun pengusaha.

“Istilahnya pilkada ini bisa jadi pekan panen bagi pengurus DPW hingga DPP terutama yang berwenang di urusan pilkada,” paparnya.

Lebih lanjut Pangi menyarankan agar publik bisa lebih mengawasi dan melihat persoalan ini dengan bijak.

Terutama saat akan memilih atau memberikan suaranya.

“Ingat dalam politik tidak ada makan siang yang gratis, karena itu biasanya calon yang sudah nyetor banyak, pasti diduga bakal mikir balikin juga. ya baiknya jangan dipilih,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved