Peringati Maulid Nabi, Garda Pemuda Nasdem Teguhkan Perjuangan Palestina
"Selain itu, tradisi keagamaan menjadi spirit dalam berpolitik. Misalkan maulid menjadi spirit dalam membangun silaturahmi,"
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Garda Pemuda NasDem menegaskan dukungannya terhadap perjuangan bangsa Palestina dalam melawan langkah sepihak Amerika Serikat yang mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel.
Pernyataan tersebut mengemuka dalam acara peringatan Maulid Nabi dan Muhasabah Akhir Tahun DPP Garda Pemuda NasDem yang digelar di Auditorium DPP Nasdem, Kamis (28/12/2018).
Baca: Pertarungan Dedi Mulyadi, Ridwan Kamil, dan Deddy Mizwar Mendapat Tiket Pilkada Jawa Barat
"Posisi kami jelas, bahwa masalah Palestina merupakan masalah kemanusiaan yang sudah melewati batas akal sehat, sehingga perlu mendorong solusi dua negara yang berdampingan melalui meja perundingan, bukan sikap sepihak seperti yang dilakukan Pemerintah AS," kata Ketua Bidang Agama dan Kebhinekaan Chepy Aprianto dalam keterangan yang diterima wartawan di Jakarta, Kamis (28/12/2017).
Chepy mengatakan, sesuai perintah Ketua Umum Garda Pemuda NasDem, Prananda Surya Paloh, pihaknya bakal terus dukung perjuangan rakyat Palestina.
Baca: Bisa Dukung Ridwan Kamil, Ini Tiga Skenario PDI Perjuangan Untuk Pilgub Jawa Barat
Sementara itu, Sekjend GP NasDem Moh Haerul Amri menyatakan, Peringatan Maulid Nabi Muhammad ini bukan sekedar seremoni belaka.
"Akan tetapi penting bagi kami untuk meneladani peran Rasulullah di usia mudanya, bagi kami Rasulullah adalah tauladan terbaik bagi Pemuda NasDem, karena di usia mudanya Rasulullah sudah melakukan sejumlah tauladan yang menginpirasi anak muda, lihat saja bagaimana di usia mudanya Rasulullah sudah berdagang ke Syam dan menjadi pebisnis yang sukses kala itu," kata Haerul.
Aam sampaan Akrab Moh Haerul Amri juga berpesan kepada kader muda GP NasDem dalam menghadapi tahun politik ke depan, untuk terus menerus berpegang pada etika berpolitik yang harus dilandasi dengan basis atau nilai-nilai keagamaan yang kuat.
Baca: Ketua DPP PDI Perjuangan Sebut Revisi UU MD3 Alot Lantaran Setya Novanto Tak Fokus
"Politisasi agama dalam berpolitik itu tidak boleh. Namun, berpolitik berdasarkan agama itu sangat penting sehingga kita dapat membedakan antara domain politik, domain agama dan domain negara," katanya.
Menurut dia, bagaimanapun agama jauh lebih luhur dan agung daripada berpolitik dan bernegara.
"Selain itu, tradisi keagamaan menjadi spirit dalam berpolitik. Misalkan maulid menjadi spirit dalam membangun silaturahmi sehingga terbangunnya ukhuwah siyasah," katanya.
Baca: Permohonan Berobat Dikabulkan Hakim, Pengacara: Sakitnya Setya Novanto Bukan Imajinasi
Ia berharap, seluruh pihak dalam menghadapi tahun politik dapat lebih dewasa.
"Serta dapat menempatkan posisi Agama sebagai spirit dalam berpolitik," katanya.
Acara yang dihadiri 100 anak yatim dari bebagai panti asuhan di Jakarta ini diisi ceramah keagamaan dan doa untuk kedamaian di Palestina yg dipimpin KH Ainul Yakin Abdullah Syafei Pimpinan pondok Pesantren Assyafiiyah Jatiwaringin Bekasi.