Erupsi Gunung Agung
29.023 Orang Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Agung
Pascaerupsi Gunung Agung, Sabtu (25/11/2017), ribuan warga yang tinggal di sekitar gunung tertinggi di Pulau Bali itu kembali mengungsi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pascaerupsi Gunung Agung, Sabtu (25/11/2017), ribuan warga yang tinggal di sekitar gunung tertinggi di Pulau Bali itu kembali mengungsi.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencara (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyebut saat ini sudah ada 29.023 pengungsi.
Baca: Seorang Anggota Brimob Dikeroyok Orang Tak Dikenal di Mal Cibubur Junction
"Mereka semua tersebar di 217 titik," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com.
Para pengungsi antara lain tersebar di Kabupaten Karangasem, Klungkung, Buleleng, Bangli, Gianyar, Tabanan, Badung dan Jembrana.
Dari 217 titik pengungsian tersebut, paling banyak terdapat di Kabupaten Karangasem, yakni sebanyak 105 titik, dengan jumlah pengungsi sebanyak 15.758 orang.
Baca: Wakil Ketua Umum Hanura Minta Kader Perempuan Bergerak di Tingkat RT dan Kelurahan
Di antara ribuan pengungsi Gunung Agung, 40 di antaranya adalah penyandang disabilitas dan 20 orang diantaranya adalah ibu hamil.
Gunung Agung awalnya bergejolak September lalu, kejadian itu membuat warga yang tinggal disekitar gunung mengungsi.
Namun, setelahnya warga kembali lagi ke kediaman mereka masing-masing, setelah mengetahui kondisi gunung relatif aman.
Baca: Rencana Politikus PKB Calonkan Diri Dalam Pilgub Riau Terkendala Setelah Ada Putusan MK
Gunung tersebut kembali erupsi, Sabtu lalu, dan memuntahkan material hingga ketinggian 3.400 meter dari puncak.
Sejak Minggu (27/11/2017), status Gunung Agung ditingkatkan menjadi level IV atau awas.
Status tersebut adalah status tertinggi dari suatu gunung.
Baca: APBD 2018 Alami Kenaikan, Sandiaga: Kami Pastikan Tidak Berhambur-hamburan Uangnya
Bandara I Gusti Ngurah Rai yang merupakan bandara utama di Pulau Bali juga ditutup, karena material yang dimuntahkan gunung dikhawatirkan mengganggu penerbangan.