Sabtu, 4 Oktober 2025

Penyanderaan di Papua

Cerita Mantan Anggota Sat81/Gultor Bebaskan Sandera di Papua

"Waktu itu cuaca cukup bagus, sehingga pasukan diperintahkan untuk berangkat,"

Editor: Adi Suhendi
Puspen TNI/Puspen TNI
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanderaan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua terhadap masyarakat sipil, bukan hanya terjadi kali ini saja.

Tahun 1996 lalu, kelompok serupa yang dipimpin Kelly Kwalik melakukan kejahatan serupa.

Baca: Satu Polisi Korban Penembakan Kelompok Bersenjata di Papua Masih Jalani Perawatan

Drama penyanderaan itu berawal 8 Januari 1996, di mana 26 orang yang sebagiannya adalah anggota tim Ekspedisi Lorentz, disandera kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik, di desa Mapendua, Tiom, Jayawijaya, Papua.

Sandera adalah 20 orang Warga Negara Indonesia (WNI), empat orang Warga Negara (WN) Inggris, dan dua orang Warga Negara Belanda.

Baca: Suasana Duka Iringi Keberangkatan Jenazah Bripka Firman

Di kutip dari icrc.org, diketahui setelah penyanderaan terjadi, pemerintah memutuskan untuk mengkedepankan pendekatan lunak kepada para pelaku.

Saat itu International Commitee of Red Cross (ICRC) atau Palang Merah Internasional, ditunjuk sebagai penengah antara pihak OPM dengan pemerintah.

Pada 13 Januari, 9 dari 26 sandera akhirnya dilepaskan.

Sedianya 13 sandera yang masih berada dalam cengkraman OPM, disepakati untuk dilepaskan pada 8 Mei, melalui upacara adat.

Baca: Karpet dan Tali Jadi Bukti Badrun Membunuh Kekasih Sesama Jenisnya

Namun di saat terakhir, Kelly Kwalik memutuskan untuk menolak melepaskan para sandera.

Alhasil TNI pun mengambil tindakan.

Saat itu yang dikirim antara lain 100 orang anggota Kopassus TNI AD.

Kolonel (purn) Fauka Noor Farid, adalah seorang anggota Sat81/Gultor Kopassus TNI AD, yang dikirim untuk membebaskan para sandera.
Saat dihubungi Tribunnews, ia menyebut bahwa saat itu pasukan Kopassus disiagakan di posko yang berada di Timika.

Baca: Seorang Rampok Minimarket Pondok Cabe Tertangkap Setelah Diteriaki Warga Saat sembunyi Di Atap Rumah

Pada tanggal 15 Mei, pagi hari, Prabowo Subianto yang saat itu menjabat Danjen Kopassus TNI AD berpangkat Jenderal bintang dua, memerintahkan pasukan untuk berangkat.

"Waktu itu cuaca cukup bagus, sehingga pasukan diperintahkan untuk berangkat," katanya.

Pasukan Baret Merah yang ikut dalam pembebasan sandera, diterbangkan dengan enam unit helikopter ke lokasi di mana para penyandera sedang melarikan diri ke hutan membawa para sandera.

Di antara yang ikut terbang ke lokasi adalah Prabowo Subianto dan Komandan Sat81/Gultor, Letkol Chairawan.

Fauka Noor Farid yang saat kejadian masih berpangkat Letnan Satu, mengingat saat itu yang dikenakan tim pembebas adalah seragam loreng standar TNI.

Setiap prajurit dibekali satu unit senjata MP5, tanpa rompi anti peluru.

Mereka langsung diterjunkan di lokasi dengan seutas tali menggunakan teknik 'fast rope,' termasuk Danjen Kopassus.

"Jadi waktu itu dipakai tali yang panjang, lebih dari lima ratus meter. Bapak (Prabowo) sampai harus membeli tali itu ke Afrika, karena tidak ada lagi yang jual," ujarnya.

Pasukan sengaja diterjunkan dari ketinggian, untuk menghindari kegaduhan.

Saat itu pasukan juga terlindungi oleh kanopi dari pepohonan di lokasi yang sangat lebat.

"Kami langsung turun, dan langsung tembak-tembakan. Kejadiannya tidak lama, kalau tidak salah cuma lima belas menit, semua pelaku bisa dilumpuhkan," katanya.

"Jadi tidak ada strategi untuk memisahkan sandera dengan penyandera, ini kan operasi khusus. Waktu itu kami cuma mengandalkan kemampuan menembak dengan tepat, supaya tidak ada sandera yang jadi korban," ujarnya.

Pada operasi tersebut, 11 sandera termasuk seluruh Warga Negara Asing (WNA) bisa dibebaskan.

Namun dua orang warga Papua yang ikut disandera, sudah terlebih dahulu dibunuh OPM sebelum penyerbuan dilakukan.

Sang pimpinan OPM, Kelly Kwalik, berhasil meloloskan diri saat itu.

Ia akhirnya terbunuh pada tahun 2009 dalam sebuah penyerbuan oleh anggota Polri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved