Kabareskrim Ungkap Pola Setoran Jual Beli Sindikat Narkotika Indonesia-Malaysia
World Drugs Report pada 2017 yang diterbitkan UNODC tahun 2015 mencatat seperempat miliar penduduk dunia telah menjadi penyalahguna narkotika.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - World Drugs Report pada 2017 yang diterbitkan UNODC tahun 2015 mencatat seperempat miliar penduduk dunia telah menjadi penyalahguna narkotika.
Sebanyak 9 juta orang di setiap tahunnya, menemui ajalnya akibat penyalahgunaan narkotika.
Masalah semakin bertambah karena munculnya jenis narkoba baru yang beredar di masyarakat dunia.
Kekhawatiran global ini juga terasa hingga di kawasan ASEAN khususnya antara Indonesia dengan Malaysia.
"Sindikat asal Indonesia banyak membeli “barang” dari Malaysia dengan modus pembayaran 30 persen terlebih dahulu, baru “diselesaikan” setelah “barangnya” datang," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Komjen Pol Ari Dono Sukmanto dalam keterangan resminya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/11/2017).
Baca: Menteri Susi Bersepeda Menuju Bandara Haneda Tokyo Jepang dari Hotel Tempatnya Menginap
Dihadapan para delegasi dalam pertemuan Bilateral ke-11 antara Direktorat Tindak Pidana Narkotika Polri dengan Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik (JSJN) Malaysia, Ari juga menguraikan fakta krusial lain dari masuknya barang haram itu ke Indonesia.
"Sindikat narkotika di Indonesia khususnya yang 'beroperasi' di wilayah Aceh, Medan dan berjumlah sangat besar itu adalah bagian dari jaringan narkotika Malaysia," kata dia.
Untuk itu, selaku institusi penegak hukum, Polri maupun Polis Diraja Malaysia memiliki tanggung jawab yang tak ringan untuk menanggulangi salah satu persoalan pelanggaran pidana ini.
"Sehingga kita bersama-sama diharapkan memiliki komitmen yang kuat untuk memutus dan menghancurkan sindikat perdagangan gelap narkotika," tambah Ari.
Berangkat dari komitmen bersama itu, kerja sama memerangi kejahatan narkoba antara Bareskrim Mabes Polri dan JSJN menjadi indikator penting.
Baca: Dua Perampok yang Patahkan Tangan Guru Ditembak Mati
"Kerja sama dan pembahasan bersama yang pastinya harus meningkat itu terutama dalam hal pengungkapan dan pengembangan money loundring yang berasal atau predicate crime-nya dari kejahatan narkotika. Fakta yang berangkat dari data mengungkapkan bahwa banyak jaringan narkotika di Indonesia dikendalikan oleh jaringan Malaysia," tegas Ari.
Berdasarkan data yang dimiliki Bareskrim Mabes Polri menegaskan bahwa banyaknya kasus-kasus yang berhasil diungkap oleh Direktorat Tindak Pidana Narkoba, memang mencatat keterlibatan sindikat pelaku dari Indonesia maupun Malaysia.
Dari tahun 2015 hingga Oktober 2017, setidaknya sebanyak 129 orang warga negara Malaysia yang terlibat jaringan internasional peredaran narkotika.