Wiranto Sebut Tiga Provinsi Ini Rawan di Pilkada 2018, Apa Saja?
Diketahui, terdapat 171 wilayah yang akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 mendatang.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan (Menkopolhukam) Wiranto menyebut sejumlah daerah rawan keamanan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.
Diketahui, terdapat 171 wilayah yang akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 mendatang.
Wiranto mengatakan setidaknya ada tiga daerah yang menjadi perhatian pemerintah.
Ketiga daerah tersebut yakni Papua, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Baca: KPU Kecewa Tidak Diberikan Undangan Resmi Bawaslu di Sidang Pelanggaran Administrasi
"Papua sekarang yang cukup tinggi suhu politiknya, Jawa Barat juga, nanti juga Jawa Timur, kita tengarai seperti itu, daerah Sulawesi Barat juga kita lihat ada riak-riak sedikit," kata Wiranto kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2017),
Wiranto, yang merupakan mantan Panglima ABRI (sekarang TNI) itu menganggap potensi kerawanan yang ada di wilayah-wilayah tersebut, termasuk dalam tahap yang masih bisa ditangani oleh pemerintah.
Rencanannya, hingga pelaksanaan Pilkada serntak digelar, setiap pekan pemerintah akan menggelar pertemuan untuk mengantisipasi potensi-potensi itu.
"Tapi saya kira semuanya masih pada batas-batas yang dapat kita netralisir, belum ekstrim. Mudah-mudahan tidak ke sana, maka kita terus melakukan rapat koordinasi untuk terus mencoba mengendalikan kondisi di lapangan supaya tetap kondusif," ujarnya.
Baca: Pekan Depan, Polisi Bakal Periksa Mantan Rekan Bisnis Sandiaga Uno
Wiranto tidak menjelaskan tiga provinsi itu sebagai sebagian wilayah rawan pada pelaksanaan Pilkada serentak 2018.
Ia menyebut saat ini, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), tengah menyusun daftar tingkat kerawanan dari 171 wilayah yang akan menggelar Pilkada tahun depan.
Wiranto menyebutkan adanya dampak buruk jika pilkada serntak bisa terlaksana, namun dengan kondisi masyarakat yang tertekan akibat gesekan politik atau ulah oknum tertentu.
Dikhawatirkan dengan pilkada semacam itu, pemipin yang terpilih bukanlah yang terbaik.
"Kalau pemilihannya tepat pelaksanaan pemilu juga aman, maka kualitas yang dihasilkan dari proses pemilihan itu akan bagus. Berarti kita mendapatkan pemimpin yang baik dan berkualitas yang punya kompentensi," terangnya.