Menhan Ingatkan Ulama dan Santri Hati-hati Pilih Pemimpin
"Memilih pemimpin pun harus hati-hati, kadang-kadang kita tidak hati-hati, asal ada ini ada itu, pilih, jadi tidak tahu apa akibatnya,"
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengingatkan memilih pemimpin tidak boleh sembarangan.
Karena pemimpin yang tepat, adalah pemimpin yang bisa membuat rakyatnya lebih sejahtera.
Sayangnya, menurut Menhan banyak orang yang tidak menyadari itu.
Baca: Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua Perkosa Seorang Perempuan
"Memilih pemimpin pun harus hati-hati, kadang-kadang kita tidak hati-hati, asal ada ini ada itu, pilih, jadi tidak tahu apa akibatnya," ujar Menhan dalam sambutannya di acara penutupan "Halaqoh Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara," di Masjid Ponpes Al Hikam, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/10/2017).
Baca: Pemerintah Pertimbangkan Penyesuaian Besaran Iuran BPJS
Ryamizard Ryacudu menyebut sebagian dari masyarakat Indonesia dalam menentukan seorang calon pemimpin, menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang sejatinya tidak bisa menjamin kebaikkan seorang pemimpin.
Baca: Ketua Umum PAN Minta Semua Pihak Dukung Anies Baswedan Tutup Hotel Alexis
"Tidak sembarangan memilih karena 'konco' (red: teman) karena karena (warna) kulit segala macam, rusak negeri ini," katanya.
Di hadapan santri dan ulama yang hadir dalam acara tersebut, ia mengingatkan agar umat Islam terus berdoa supaya diberikan pemimpin yang baik oleh Allah SWT.
Berdoa agar pemimpin tersebut bisa menjawab permaslaahan-permasalahan bangsa.
Baca: Satu Keluarga Meninggal Dunia Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Bandung
Dalam kesempatan itu, purnawirawan Jendral TNI itu mengatakan prinsip tersebut berlaku untuk semua jenis pemilihan, baik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang masih terus berlangsung sampai tahun 2018, hingga pemilihan umum yang akan digelar pada 2019 mendatang.