Sabtu, 4 Oktober 2025

Kisah Prajurit Cakrabirawa Selamatkan Polisi Dari Lubang Buaya Dalam Peristiwa G30SPKI

Kamis malam, 30 September 1965, suasana Lubang Buaya di Kecamatan Pondok Gede, Bekasi Selatan, begitu mencekam.

TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
Ishak Bahar bercerita tentang malam jahanam 30 September 1965 di rumahnya, Kamis (5/10/2017). 

Ishak digelandang ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang selama 17 hari.

Kemudian dipindahkan ke Lapas Salemba hingga dibebaskan 13 tahun kemudian.

Ishak mengungkapkan, setiap langkahnya malam itu adalah pelaksanaan perintah atasan.

Oleh karena itu, dia tak mengetahui perkara politik yang melatarbelakangi gerakan ini.

Dia juga tak mengenal, apalagi terlibat dalam Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dituding mendalangi penculikan para jenderal.

"Saya hanya seorang prajurit. Kewajiban prajurit harus hormat, taat, dan tidak melanggar perintah atasan," tuturnya kepada Tribunjateng.com.

Menurutnya, sore hari pada 30 September 1965, kondisi Jakarta masih tenang.

Sertu Ishak tengah memimpin regu kawal Soekarno yang akan membuka perhelatan penting, yaitu Musyawarah Besar Teknik di Istora Senayan.

Mendadak Letkol Untung mencegatnya di jalan.

Dia menarik Ishak menjadi pengawalnya.

Posisi Ishak sebagai komandan regu dialihkan kepada prajurit lain.

Terang dia tak berani mendebat perintah sang komandan.

Prinsip dia sebagaimana doktrin prajurit, perintah atasan wajib dipatuhi dan haram mengingkarinya.

Ishak mendampingi atasannya itu kemana pun Letkol Untung pergi.

Meski diliputi teka-teki, dia segan bertanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved