Moeldoko Jelaskan Kenapa TNI Harus Ikut Bantu Petani
Mantan Panglima TNI Jendral TNI (purn) Moeldoko, mengingatkan, jika terjadi ancaman terhadap Indonesia, tidak hanya TNI saja yang turun.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jendral TNI (purn) Moeldoko, mengingatkan, jika terjadi ancaman terhadap Indonesia, tidak hanya TNI saja yang turun, tetapi rakyat, beserta dengan aset mereka pun akan turun.
Hal tersebut dikarenakan sistem pertahanan Indonesia menganur sistem pertahanan semesta.
TNI akan berusaha sekuat tenaga menjaga kedaulatan.
Baca: Mantan Panglima TNI Jelaskan Soal Prajurit yang Seharusnya Tidak Berpolitik
Jika ada pihak lain yang hendak menyerbu tanah air, maka TNI akan berusaha sedini mungkin mengantisipasi hal tersebut.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika serangan antisipatif tersebut kalah, sehingga salah satu wilayah di Indonesia dikuasai.
"Kalau terjadi perang panjang, misal Kalimantan jatuh, maka kalimantan harus bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, karena pasti sudah diblokade musuh, kita tidak bisa mengirim kebutuhan logistik," ujar Moeldoko dalam kuliah umum, di kantor Para Syndicate, Jakata Selatan, Rabu (4/10/2017).
Swasembada pangan menurut Moeldoko yang juga merupakan Ketua Umum Himpunan Kerukuan Tani Indonesia (HKTI) versi Oesman Sapta Odang itu, adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kedaulatan negara.
Baca: Moeldoko Sebut Patung Pak Tani di Tugu Tani Bisa Membuat Musuh Gentar
Karena itu, Moeldoko saat menjabat Panglima TNI mengeluarkan kebijakan agar Bintara Pembina Desa (Babinsa) ikut turun membantu para petani.
"Tapi saya juga ingin menggaris bawahi, bahwa TNI juga tidak boleh terlalu lama ada di sana, karena nanti kebalik, yang ahli jadi TNI, yang pertanian jadi, mboh (red: tidak tahu), nggak ngerti aku," ujarnya dengan nada bercanda.
Keberadaan Babinsa menurutnya tidak boleh dihapuskan.
Antara lain karena sistem pertahanan Indonesia yang mengharuskan semua aset dimanfaatkan, jika terjadi ancaman terhadap tanah air.
Moeldoko mengatakan Babinsa menjadi mata dan telinga pemerintah di wilayahnya masing-masing.