Minggu, 5 Oktober 2025

Komisi III Minta BIN, BAIS dan Polri Duduk Bersama Bahas Senjata Impor

senjata tersebut memang lebih dahulu dikarantina dan dicek oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
TRIBUN/DANY PERMANA
KaKorps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail (kiri) bersama Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto (kanan) menunjukkan jenis senjata pelontar granat yang kini masih tertahan di kepabeanan Bandara Seokarno-Hatta, saat memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Sabtu (30/9/2017). Saat ini Korps brimob masih menunggu rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis TNI terkait tertahannya 280 pucuk senjata pelontar granat dan 5932 pucuk amunisi di kepabeanan Bandara Soekarno-Hatta. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 280 pucuk senjata jenis jenis Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40mm dan amunisi granatnya sebanyak 5.932 butir milik Polri tertahan di kargo Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Sebagaimana prosedurnya, senjata tersebut memang lebih dahulu dikarantina dan dicek oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Setelah itu, akan dikeluarkan surat rekomendasi dari TNI.

Angggota Komisi III DPR Junimart Girsang mempertanyakan apa alasan barang berbahaya tersebut ditahan.

Baca: Dikabarkan Akan Pulang dari RS, Setya Novanto Mengeluh soal Sinus dan Goyang saat Berdiri

"Tentu harus ada komunikasi antarlembaga dan instansi terkait kenapa tertahan, jangan sampai menimbulkan perdebatan publik," kata Junimart kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2017).

Politikus PDI Perjuangan tersebut mengaku tidak ingin masalah ini menimbulkan kekisruhan di tubuh BIN, BAIS dan Polri.

Untuk itu Junimart menyarankan supaya pimpinan lembaga penegak hukum tersebut duduk bersama.

"Selesaikan itu secara baik dan cerdas sampaikan informasi yang benar kepada masyarakat. Jangan jadi isu kisruh politik," kata Junimart.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Korps Brimob Polri, Irjen Pol Murad Ismail mengatakan, pengecekan senjata yang dilakukan BAIS, dikatakan Murad, biasanya tidak memerlukan waktu yang lama.

"Nggak lama, nggak sampai seminggu. Ini kan baru tadi malam," ujar Murad di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017) malam.

Menurutnya, pengadaan senjata SAGL yang dilengkapi pelontar granat guna melengkapi kebutuhan peralatan bagi personelnya. Sebab, yang dimiliki Brimob saat ini jumlahnya terhitung masih sedikit.

"Sedikit yang punya model baru itu. Kemarin kita tambah 200. Kalau kebutuhan bisa 10 ribu sampai 20 ribu. Kita punya anggota di seluruh Indonesia ada 43 ribu, ada 33 Dansat Brimob. Kalau dibagi semua, satu orang cuma dapat satu," kata Murad.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Murad, jika senjata ini tidak digunakan untuk operasi, biasanya dipakai untuk latihan. Hal ini agar seluruh anggota Brimob paham akan senjata yang dipakainya.

"Seluruh anggota Brimob harus paham apa senjata yang dipegang," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved