Selasa, 30 September 2025

PDIP: Pilkada dan Pilpres Mendekat, Polri Harus Ungkap Jaringan Saracen Lainnya

Saya berharap Polri terus melanjutkan pengungkapan dan penangkapan jaringan-jaringan lain

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris (kanan) bersama Dosen HI Univ Paramadina Shiskha Prabawaningtyas (kiri) saat menjadi pembicara dalam diskusi publik bertema 'Dinamika Gerakan Terorisme dan Polemik Revisi UU Anti-Terorisme' di Jakarta, Rabu (31/5/2017). Pelibatan militer dalam aksi anti terorisme dan dimasukkan dalam revisi UU Anti Terorisme dinilai mengkhianati cita - cita reformasi. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Karena itu ancaman terhadap NKRI. Jika nanti hasil investigasi menunjukan benar 'pabrik' hoax ini bertujuan memecah belah bangsa, maka pelaku dapat juga dikenakan tuduhan upaya melawan NKRI," katanya.

Menurutnya, Menkoinfo sudah melakuan percepatan untuk menangkal berita-berita yang menyebar kebencian dan membelah bangsa.

Namun, kata Meutya, Menkoinfo tidak bisa bergerak secara sendirian perlu ada dukungan dari pihak-pihak tertentu.

"Menkominfo memang sulit kalau bergerak sendiri. Perlu direalisasikan segera terbentuknya Badan Siber Nasional (BSN), BSN nanti juga melibatkankan kominfo dan lembaga sandi negara," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kasubdit 1 Dit Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, AKBP Irwan Anwar, mengungkapkan bahwa dalam melakukan aksinya, kelompok Saracen bekerja sesuai dengan permintaan dari pihak yang memesannya.

"Itu yang kemudian tergantung pemesanan. Kalau pesanannya mau menjelek-jelekan Islam dia punya akun sendiri sampai 2000, yang pemerintah juga," ujar Irwan dalam rilis di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (23/8/2017).

Irwan mengatakan bahwa kelompok Saracen memiliki ribuan akun media sosial.

Akun tersebut akan digunakan untuk menjelek-jelekkan kelompok tertentu sesuai dengan permintaan dari pemesan.

Irwan menambahkan bahwa banyak produk ujaran kebencian yang sudah dibuat melalui ribuan akun yang kelompok ini miliki.

"Misalnya kurang lebih 2000 akun itu dia membuat meme, misalnya yang menjelek-jelekkan Islam. Ribuan lagi kurang lebih hampir 2.000 itu yang menjelek-jelekkan Kristen," kata Irwan.

Kelompok Saracen biasanya menggunakan proposal terkait paket ujaran kebencian yang ditawarkan kepada pemesan.

"Dalam satu proposal yang kami temukan, itu kurang lebih setiap proposal nilainya puluhan juta," kata Irwan.

Irwan mengungkapkan bahwa saat ini penyidik masih mendalami terkait kelompok dan produk ujaran kebencian yang biasa dibuat oleh kelompok ini.

"Sejauh ini masih dalam pendalaman yang pasti dari hasil pemeriksaan kami, itu mereka sudah menyiapkan sebelumnya," tutur Irwan.

Satgas Patroli Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap kelompok Saracen yang diduga melakukan kampanye penyebar ujaran kebencian di dunia maya.

Polisi menangkap anggota kelompok Saracen yang terdiri dari JAS (32) ditangkap di Pekan Baru, SRN (32) ditangkap di Cianjur serta MFT ditangkap di Koja, Jakarta Utara.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved