Korupsi KTP Elektronik
Wakil Pimpinan KPK Menduga Johannes Marliem Akhiri Hidupnya Karena Stres Terseret Kasus E-KTP
Direktur Biomorf Lone LLC, Johannes Marliem diduga mengalami stres sampai akhirnya bunuh diri di Amerika Serikat.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Biomorf Lone LLC, Johannes Marliem diduga mengalami stres sampai akhirnya bunuh diri di Amerika Serikat.
Terlebih setelah namanya diseret dalam kasus korupsi e-KTP yang kini disidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Ketika dia sudah jadi high profile person, disinggung sedikit saja dia akan stres," kata Wakil Pimpinan KPK, Saut Situmorang, Kamis (17/8/2017) di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Ia pun tidak aneh dengan pilihan hidup yang diambil Johannes Marliem.
Baca: KPK Sebut Kemungkinan Sangkaan Korupsi Terhadap PT DGI Bertambah
"Saya pribadi tidak aneh melihat dia, saya lihat indikasi itu jauh di depan, bahwa dia sangat stres, mungkin karena proses ini," katanya.
Saut menuturkan bagaimana pun Johannes merupakan diaspora yang telah sukses berkarir di Amerika Serikat.
Secara tidak langsung, Marliem turut membawa nama Indonesia di dunia internasional.
Baca: KPK Sebut Pemegang Saham PT DGI Bisa Jadi Tersangka
Sehingga bisa saja, isu tentang keterlibatan Johannes dalam perkara korupsi akan merusak keberhasilannya sebagai pengusaha yang sukses.
Diungkapkan Saut, isu korupsi bisa jadi membuat Marliem stres.
"Ketika ada transaksional atau ada kelompok di Indonesia yang menggeret dia, dia akan jadi korban. Kemudian dia stres, High profile person itu tingkat stresnya tinggi," kata Saut.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Johannes Marliem diketahui publik, Jumat (12/8/2017) malam tewas bunuh diri di kediamannya di Baverly Grove, Los Angeles, Amerika Serikat.
Atas meninggalnya Johannes, KPK menyebut tidak akan mengganggu proses penyidikan korupsi e-KTP yang ditangani KPK.
Dalam proyek e-KTP, Johannes Marliem juga diduga telah diperkaya sebesar 14.8 juta dollar AS dan Rp 25,2 miliar.
Johannes disebut sebagai salah satu pengusaha yang ikut dalam proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut.
Hingga kini penyebab kematian Johannes masih diragukan.
Sejumlah pihak menduga tewasnya Marliem ada kaitan dengan kasus korupsi e-KTP yang banyak melibatkan pejabat dan elit politik di Indonesia.