Sabtu, 4 Oktober 2025

JK: Bahayanya Daerah Perbatasan, Diburu di Indonesia Lari ke Filipina

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku belum mengetahui informasi keterlibatan Warga Negara Indonesia (WNI) dalam insiden di Marawi Filipina Selatan.

Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Ferdinand Waskita
Wakil Presiden Jusuf Kalla usai acara buka bersama Partai NasDem, Jakarta, Minggu (28/5/2017). TRIBUNNEWS.COM/FERDINAND WASKITA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferrdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku belum mengetahui informasi keterlibatan Warga Negara Indonesia (WNI) dalam insiden di Marawi Filipina Selatan. Dimana, terjadi bentrokan senjata antara pemerintah Filipina dengan ISIS.

"Saya belum tahu," kata JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, usai acara buka bersama Partai NasDem, Jakarta, Minggu (28/5/2017).

JK mengakui bahayanya bentrokan tersebut terjadi di daerah perbatasan antara Indonesia dan Filipina.

"Memang begitu diburu di Indonesia lari ke Filipina. Diburu di Filipina lari ke Indonesia. Itu bahayanya daerah perbatasan," kata JK.

Jika terjadi penangkapan terhadap WNI terkait kasus tersebut, kata JK, hal itu merupakan risiko pribadi.

"Apalagi kalau dia ikut, biasanya memberi latihan atau (ikut) latihan, kadang-kadang begitu," ujar JK.

Sebelumnya diberitakan, salah satu korban tewas akibat bentrokan atara kelompok bersenjatan di Marawi, Filipina Selatan dengan aparat militer, adalah Syekh Aiman Marzuki.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, mengatakan ada kemungkinan yang tewas itu adalah Warga Negara Indonesia (WNI).

"Ini juga masih didalami oleh otoritas Filipina dan atase teknis kita di Dafao. Namanya kalau dari daftar, Syekh Aiman Marzuki, tapi masih perlu dicross ceck lagi dengan beberapa sumber, untuk memastikan dia WNI," ujarnya kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu (28/5/2017).

Baca: 11 WNI di Marawi Tidak Terkait ISIS, Mereka ke Filipina Menjalankan Khuruj

Saat ini diketahui ada 11 WNI yang masih berada di Marawi.

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, diketahui ke 11 orang itu masuk ke Marawi itu melalui jalur resmi, untuk melakukan dakwah.

Marawi, yang merupakan bagian dari Filipina Selatan, adalah basis dari kelompok muslim bersenjata, yang menginginkan kemerdekaan Filipina Selatan.

Belakangan kelompok tersebut menyatakan dukungannya terhadap kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Ekskalasi pertempuran antara kelompok tersebut dengan militer Filipina meningkat dalam sepekan terakhir.

Pemerintah Filipina menetapkan wilayah Marawi sebagai darurat perang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved