Kamis, 2 Oktober 2025

Dokter Sebut Aksi Cor Kaki Tindakan Berisiko, Ini Bahayanya

Membelenggu kaki dengan kotak kayu yang diisi semen dinilai tindakan berisiko.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Nurmulia Rekso Purnomo
Sebelas petani asal wilayah sekitaran Gunung Kendeng, Jawa Tengah, menggelar aksi menyemen kaki, di seberang Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2017). Para petani, menolak pendirian pabrik semen di wilayah Gunung Kendeng. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membelenggu kaki dengan kotak kayu yang diisi semen dinilai tindakan berisiko.

Dokter Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Wicaksono Narendro Utomo mengawal aksi cor kaki petani dari wilayah sekitaran Gunung Kendeng di seberang Istana Merdeka.

Kepada wartawan dokter yang akrab dipanggil Tomy itu mengatakan peserta aksi bisa terserang dehidrasi karena harus panas-panasan selama aksi.

Baca: Petani Pegunungan Kendeng Siap Gelar Aksi Cor Kaki Hingga Tuntutannya Ditanggapi Jokowi

Baca: Petani Kendeng Kembali Gelar Aksi Cor Kaki Di Seberang Istana

Selain itu, kaki mereka juga rawan terserang penyakit.

"Kaki bisa kekurangan pasokan darah seperti itu, yang paling dikhawatirkan nanti kaki bisa bengkak, ini bertahan maksimal lima hari," ujarnya di lokasi aksi, Selasa (14/3/2017).

Dalam sekenario terburuk, aksi mengecor kaki itu bisa menimbulkan penyakit yang harus diobati dengan cara diamputasi.

Karena itu, dalam mengawal peserta aksi, satu hal yang diberi perhatian khusus adalah kondisi kaki para peserta.

"Kita lihat terus (kakinya) itu, kerasnya kakinya sudah seperti apa, terus kemudian kesemutan atau tidak," katanya.

Para peserta sudah melakukan aksi tersebut sejak, Senin (14/3/2017).

Mereka menuntut pencabutan izin pendirian pabrik semen di wilayah Gunung Kendeng yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Sebelas peserta aksi itu, membelenggu kaki mereka dengan cara membalut kaki dengan perban dan gipsum mulai dari pangkal jari kaki hingga betis bagian tengah.

Kedua kaki mereka lalu dibenamkan di semen yang diwadahi kotak kayu dengan fentilasi di bagian jari.

Menurut dokter Tomy kesebelas peserta aksi tersebut sampai saat ini kondisinya masih relatif baik, termasuk kondisi kaki mereka.

Karena itu menurutnya para peserta masih bisa melanjutkan aksi mereka untuk menolak pendirian pabrik semen di wilayah Gungung Kendeng.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved