Kamis, 2 Oktober 2025

Agus Yudhoyono dan Andika Hazrumy Dinilai Sebagai Produk Dinasti Politik

Orang-orang di lingkaran dinasti politik, maka akan meneruskan jaringan politik kerabatnya dan menjadi beban politik dengan biaya yang tidak kecil

Tribunnews/Herudin
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz menjadi pembicara terkait polemik Pilkada, di Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2014). Diskusi yang diadakan oleh ICW, Puskapol UI, FITRA, dan Perludem ini bertemakan Pilkada oleh DPRD, Politik Transaksional. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

‎TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -‎ Kontestasi Pilkada 2017, dihiasi calon-calon muda. Sebut saja di DKI ada Agus Yudhoyono yang diusung Partai Demokrat, PAN, PKB, dan PPP, menjadi calon gubernur. Sedangkan di Banten hadir Andika Hazrumy, sebagai wagub.

Namun, kehadiran keduanya, ternyata dipandang sebelah mata.

Pasalnya, baik Agus maupun Andika disebut produk dinasti politik karena Agus merupakan anak dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Sedangkan Andika merupakan keponakan Ketua DPD I Golkar Banten Ratu Tatu Chasanah dan anak dari mantan Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah.

Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz, menjelaskan di Indonesia masih menerapkan sistem demokrasi yang masih ada oligarki.

Dia pun memberi contoh, jika seorang bapaknya Ketua Umum Partai, pasti anaknya menjabat juga baik di DPR ataupun struktur kepengurusan.

"Kasus Banten, ada pasangan Andika. Misalnya, sering dikaitkan dengan dinasti Atut. Itu kan (dinasti) muncul enggak kemarin saja. Tunjuk Wahidin (pasangan Andika) dan Andika. Mekanismenya open tidak? Kan tiba-tiba ada nama. Kemudian ada partai Demokrat, ada Agus di DKI. Siapa yang menebak? Tapi ini karena bapaknya Ketua Umum Partai. Ini kan dinasti yang dibangun di pemilu," kata Donal di Jakarta, Kamis (8/12/2016).

Donal menilai, orang-orang yang berada di lingkaran dinasti politik, maka akan meneruskan jaringan politik kerabatnya dan menjadi beban politik dengan biaya yang tidak kecil.

"Dinasti politik yang terpilih akan punya jaringan politik bapaknya atau ibunya. Ini akan menjadi beban politik. Dan untuk maintenancenya enggak murah," jelas Donal.

Sementara itu, pegiat anti korupsi Jamil Mubarok menuturkan, apa yang terjadi oleh Agus, memang sudah masuk kategori dinasti politik. Dan ini, lanjutnya menjadi rawan korupsi.

"Agus ini kategori ini masuk (dinasti). Agus sebagai putra SBY, yang secara kebetulan SBY ketum parpol. Kalau Agus jadi Gubernur, jika ada titah dari SBY bersama rombongannya. Jadi judul diskusi kita ini rawan, jadi memang rawan dan rentan," tutur Jamil.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved