Penangkapan Terduga Teroris
Siapkan Ledakan Dua Kali Lipat Bom Bali, Teroris Majalengka Sasar Gedung DPR Agar Gaungnya Mendunia
RPW, berniat memasang bom di tempat-tempat penting di antaranya Gedung DPR, Mabes Polri, dan Markas Komando Brimob Polri.
Menurutnya, bom pada aksi bom Bali II masih menggunakan bahan peledak yang bahannya masih low explosive.
"Kalau kami bandingkan, bahan yang ditemukan di Majalengka bisa dua atau tiga kali kekuatan Bom Bali I dan II," katanya.
Rikwanto menjelaskan, RPW yang mantan penyuluh pertanian merupakan anak didik Bahrun Naim.
"RPW belajar buat bom dan bergabung (dengan ISIS) sudah tiga tahunan. Tapi belajar kimia dari SMP," katanya.
RPW ditangkap aparat Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri di rumahnya Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Rabu (23/11/2016) pagi.
Polisi menyatakan RPW merupakan anggota kelompok Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) yang dipimpin Bahrun Naim.
Sedangkan Bahrun Naim merupakan warga negara Indonesia yang menjadi salah satu tokoh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Pada November 2010, Bahrun Naim ditangkap aparat Densus 88 atas kepemilikan senjata api dan bahan peledak.
Namun, dalam proses penyidikan, polisi tidak menemukan keterkaitan Naim dengan aksi terorisme.
Bahrun Naim akhirnya diganjar hukuman penjara 2 tahun 6 bulan karena melanggar Undang-undang Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api dan Bahan Peledak.
Bahrun Naim bebas dari penjara sekitar Juni 2012. Dua tahun kemudian, Bahrun bergabung dan berbaiat dengan ISIS.
Densus 88 sudah beberapa kali meringkus pengikut Bahrun Naim yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu pengikutnya adalah Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo.
Polisi pun menyebut keterlibatan Bahrun di balik ledakan di Sarinah pada Januari 2016.
IAH, pemuda 18 tahun pelaku peledan bom di Medan Agustus, 2016, juga pengikut Bahrun Naim. (tribunnews/theresia felisiani/tribun jabar)