Kamis, 2 Oktober 2025

Mendikbud: Pengorbanan Guru Luar Biasa, Bisa Lahirkan Presiden Tapi Belum Tentu untuk Anaknya

Muhadjir menyebut tidak ada satupun profesi yang tidak berutang budi pada guru

SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
PANTAU KIP - Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI saat melihat proses pencairan dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada mobil Teras BRI di SDN Mangliawan 1, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jumat (2/9/2016). Mendikbud RI melakukan serangkaian kunjungan ke beberapa sekolah untuk melihat langsung distribusi dan pencairan KIP di Kabupaten dan Kota Malang. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang peringatan hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyerukan gerakan 'Ayo Hormati Guru'.

Saat membuka Rapat Evaluasi Implementasi Pendampingan Kurikulum 2013 untuk Tahun 2016 di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jatim, di Surabaya, beberapa waktu lalu Muhadjir menyebut tidak ada satupun profesi yang tidak berutang budipada guru.

"Profesi itu hanya dua di dunia ini, yakni guru dan Lainnya. Karena tidak ada profesi lain yang muncul kalau tidak ada campur tangan guru. Seorang dokter tidak akan pernah menjadi dokter apabila tidak diajar oleh guru, seorang tentara juga tidak akan pernah menjadi tentara apabila tidak karena guru, begitu juga dengan presiden, sehingga profesi guru inisangatlah penting," tegasnya.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menilai guru melakukan pengorbanan luar biasa dalam karirnya.

"Seorang Guru bisa menjadikan muridnya untuk jadi dokter, bupati, atau presiden sekalipun, tetapi belum tentu dapatmenjadikan anaknya menggapai cita-citanya. Ini pengorbanan yang luar biasa dari seorang guru, maka saya percaya guru lebih dekat jalan ke surga dengan bekal ilmu yang disampaikannya," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved