Jumat, 3 Oktober 2025

Syahrul Yasin Maju Musda Golkar, Tanda Tak Terima Tawaran Setya Novanto

Ketika Setya Novanto mengajak Syahrul Yasin Limpo untuk masuk dalam jajaran Dewan Pembina DPP Partai Golkar, karir Syahrul berakhir di Sulsel.

Editor: Dewi Agustina
Harian Warta Kota/henry lopulalan
CAKATUM GOLKAR - Kader Partai Golkar Syahrul Yasin Limpo ketika jumpapers di Jalan Hang Lengkir, Jakarta Selatan, Minggu(8/5/2015). Panitia Munaslub Golkar meloloskan Indra Bambang Utoyo dan Syahrul Yasin Limpo sebagai caketum Golkar meski tidak menyetor Rp 1 miliar. Syahrul Limpo menyebut hal ini sebagai langkah maju bagi partai berlambang pohon beringin tersebut. Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Dosen Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar, Dr Syarifuddin Jurdi menganggap ketika Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengajak Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk masuk dalam jajaran Dewan Pembina DPP Partai Golkar, itu berarti karir Syahrul berakhir di Sulsel.

"Kalau SYL diminta bergabung ke DPP itu artinya ada agenda kelompok tertentu tidak menghendaki dia memimpin DPD Sulsel," katanya, Sabtu (23/7/2016).

Ia menganggap langkah ini mudah dibaca SYL dan ia punya otonomi sikap yang sulit dipengaruhi pihak lain.

"Kalau SYL maju Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Partai Golkar maka bisa dipastikan Syahrul tak tertarik dengan tawaran Setnov," katanya.

Menurutnya, Syahrul sudah memprediksi juga konsekuensi sikap tersebut. Syahrul sangat berpotensi menang karena dia memiliki reputasi dan pengaruh luas di lingkungan Golkar Sulsel.

"Selain sebagai Gubernur Sulsel beliau juga sedang menjabat sebagai ketua Golkar," ujar Ketua Jurusan Ilmu Politik UIN Alauddin ini.

Gangguan dan hambatan tetap ada khususnya dari kalangan yang tidak menginginkan "klan" Yasin Limpo terus berkuasa dan aliansi kelompok tertentu yang menjadi rivalnya dalam berbagai moment politik, baik tingkat lokal maupun nasional.

"Namun pencalonan SYL akan menimbulkan dua konsekuensi yati gegenerasi politik di Partai Golkar akan terhambat karena partai ini hanya menggantungkan harapan pada figur SYL dan kaderisasi partai dipandang gagal karena partai sangat tergantung pada kader-kader senior yang sudah memiliki posisi dan peran politik lama," katanya.

Sementara kemunculan kader muda terhambat oleh eksistensi kaum tua dalam struktur partai.

Menurutnya pilihan SYL dua hal; merelakan Golkar dipimpin oleh kaum muda dengan konsekuensi dia tidak maju atau Golkar akan semakin tergantung pada figur tertentu termasuk SYL dan figur lain yang semakin senior.

Tapi regenerasi pilihan terbaik untuk Golkar saat ini.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved