Syahrul Yasin Maju Musda Golkar, Tanda Tak Terima Tawaran Setya Novanto
Ketika Setya Novanto mengajak Syahrul Yasin Limpo untuk masuk dalam jajaran Dewan Pembina DPP Partai Golkar, karir Syahrul berakhir di Sulsel.
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Dosen Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar, Dr Syarifuddin Jurdi menganggap ketika Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengajak Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk masuk dalam jajaran Dewan Pembina DPP Partai Golkar, itu berarti karir Syahrul berakhir di Sulsel.
"Kalau SYL diminta bergabung ke DPP itu artinya ada agenda kelompok tertentu tidak menghendaki dia memimpin DPD Sulsel," katanya, Sabtu (23/7/2016).
Ia menganggap langkah ini mudah dibaca SYL dan ia punya otonomi sikap yang sulit dipengaruhi pihak lain.
"Kalau SYL maju Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Partai Golkar maka bisa dipastikan Syahrul tak tertarik dengan tawaran Setnov," katanya.
Menurutnya, Syahrul sudah memprediksi juga konsekuensi sikap tersebut. Syahrul sangat berpotensi menang karena dia memiliki reputasi dan pengaruh luas di lingkungan Golkar Sulsel.
"Selain sebagai Gubernur Sulsel beliau juga sedang menjabat sebagai ketua Golkar," ujar Ketua Jurusan Ilmu Politik UIN Alauddin ini.
Gangguan dan hambatan tetap ada khususnya dari kalangan yang tidak menginginkan "klan" Yasin Limpo terus berkuasa dan aliansi kelompok tertentu yang menjadi rivalnya dalam berbagai moment politik, baik tingkat lokal maupun nasional.
"Namun pencalonan SYL akan menimbulkan dua konsekuensi yati gegenerasi politik di Partai Golkar akan terhambat karena partai ini hanya menggantungkan harapan pada figur SYL dan kaderisasi partai dipandang gagal karena partai sangat tergantung pada kader-kader senior yang sudah memiliki posisi dan peran politik lama," katanya.
Sementara kemunculan kader muda terhambat oleh eksistensi kaum tua dalam struktur partai.
Menurutnya pilihan SYL dua hal; merelakan Golkar dipimpin oleh kaum muda dengan konsekuensi dia tidak maju atau Golkar akan semakin tergantung pada figur tertentu termasuk SYL dan figur lain yang semakin senior.
Tapi regenerasi pilihan terbaik untuk Golkar saat ini.