Pornografi Narkoba dan Peran Politik Umat Islam Dibahas dalam Muktamar Ormas Wahdah Islamiyah
Umat Islam harus mengembangkan Islam yang open minded, istilahnya, Islam yang watsathaniyah, misalnya tentang peran politik di alam demokrasi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KH. Zaitun Rasmin, pemimpin ormas Wahdah Islamiyah menyatakan, narkoba, pornografi dan peran politik umat Islam menjadi tantangan serius.
"Indonesia saat ini terancam oleh narkoba dan persoalan pornografi dan pelecehan yang mengancam generasi muda," kata KH Zaitun Rasmin, menggelar Muktamar Nasional ke –III di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu (17/7/2016).
Dikatakannya, narkoba dan pornografi menjadi persoalan yang sangat elementer, keluarga harus dilibatkan untuk membentengi generasi muda.
Ust Zaitun Rasmin juga menggaris bawahi soal peran politik ummat Islam.
“Umat Islam harus mengembangkan Islam yang open minded, istilahnya, Islam yang watsathaniyah, misalnya tentang peran politik di alam demokrasi. Asal dalam perspektif politik yang bersih dan tidak menghalalkan segela cara,” tambahnya.
Imam Masjidil Haram Syiekh DR Hasan Abdul Hamid Bukhari pada tausiyahnya menyambut baik perkembangan Islam di Indonesia yang masuk ke Nusantara sebagai agama mayoritas yg penuh kedamaian.
Menurutnya kesatuan umat merupakan faktor penting dalam membangun dakwah Islam dimanapun di muka bumi ini.
"Karenya, kebersatuan umat harus menyelesaikan sejumlah perbedaan-perbedaan dalam ajaran Islam, yang hanya merupakan sifat dari cabang-cabang ilmu ke-Islaman," katanya.
Kondisi ini mendorong ormas Wahdah Islamiyah untuk membahas persoalan itu dalam muktamar.
Menurut rencana, secara resmi Muktamar ke-III Wahdah Islamiyah secara resmi akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kala pada Selasa, 19 Juli 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Muktamar yang akan berlangsung hingga 20 Juli 2016 yang akan dihadiri sekira 2500 peserta, yang berasal dari 131 DPD Wahdah Islamiyah yang tersebar di seluruh propinsi se-Indonesia. Momentum muktamar ini juga dirangkaikan dengan sejumlah agenda lainnya, seperti Daurah Nasional serta kegiatan Bazaar dan Pameran.
Muktamar Nasional ke –III sendiri dibuka di Masjid Istiqlal Jakarta (17/7/2016) diisi Tabligh Akbar dan Wisuda 180 Santri Penghafal Qur'an.
Pembukaan menjadi istimewa, karena selain dihadiri oleh tokoh-tokoh agama, seperti Imam Masjidil Haram, Syiekh. DR. Hasan Abdul Hamid Bukhari juga kepala daerah provinsi dan kabupaten, seperti Kang Yoto, Bupati Bojonegoro, Bupati Bantaeng, Muhammad Nurdin dan Wakil Gubernur Sulewesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang.
Sekjen Majelis Intelektual Muda dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) KH Bachtiar Nasir, menyindir tentang sejumlah media mainstream yang masih salah dalam menyikapi keberadaan Wahdah Islamiyah di tengah masyarakat.
"Padahal saya bersama Ust. Zaitun sudah banyak menebarkan kebaikan untuk bangsa dan umat, baik melalui wadah organisasi kami masing-masing maupun melalui MIUMI," tegas KH.Bachtiar.
Seperti diketahui, Wahdah Islamiyah pernah menuntut salah satu media elektronik di Indonesia karena dimasukkan dalam golongan teroris.